Dark/Light Mode

Punya Peran Penting, Jadikan Suporter Sebagai Pemain Ke 12

Selasa, 20 Juni 2023 21:04 WIB
Foto: Ist.
Foto: Ist.

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemberdayaan suporter adalah bagian terpenting sebagai stakeholder sepak bola Indonesia, karena suporter adalah napas sebuah pertandingan sepak bola.

Hal ini terungkap dalam pelaksanaan FGD dengan tema "Pemberdayaan Suporter Sebagai Napas Sepak Bola Indonesia" yang diadakan Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI) yang bekerja sama dengan FEBIS UTA’45 Jakarta, Universitas Bung Karno, dan Universitas Negeri Surabaya di Jakarta, Selasa (20/6).

Ketua Dewan Pembina PSTI Rudyono Darsono menyatakan tanpa adanya suporter maka sebuah pertandingan sepak bola akan kehilangan rohnya.

Jadi, kata dia, stakeholder sepak bola jangan sampai mengabaikan keberadaan suporter.

"Suporter atau penonton sepak bola yang sering disebut pemain ke-12 itu tidak mungkin disingkirkan atau dipinggirkan hanya karena sebuah kejadiannya, yang kita sama-sama tahu permasalahan itu bukan permasalahan suporter saja, sebuah rentetan peristiwa yang sangat kompleks, jadi kita jangan kita terpaku pada satu persoalan Kanjuruhan, lalu kita mengkambing hitamkan seluruh suporter sepakbola Indonesia," kata Rudyono.

Baca juga : Budaya Literasi Penting Untuk Hadapi Perkembangan Teknologi

Sementara itu, legenda sepak bola Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto, menilai peran suporter teramat penting bagi pemain. Suporter, kata dia bisa menjadi penyemangat pemain ketika kelelahan saat bertanding.

"Sekaligus menjadi controlling untuk performance kita. Dulu saya dan pemain lainnya pasti mengatakan tidak ingin mengecewakan suporter ketika main," tandas Kurniawan.

Ketua Umum PSTI Ignatius Indro mengatakan hingga saat ini suporter hanya dijadikan obyek tanpa diperhatikan bagaimana jaminan keamanan dan kenyamanan dalam menyaksikan pertandingan.

"Contoh sederhana, saat pertandingan melawan Argentina kemarin, dengan harga diatas rata-rata pertandingan timnas lainnya, apakah ada asuransi yang melindungi suporter? Ini menunjukan belum ada jaminan keamanan dan kenyamanan dalam menyaksikan pertandingan," ungkap Indro.

Anggota Dewan Pembina PSTI Parto Bangun menyatakan PSSI sebagai induk sepak bola Indonesia harus melakukan kerja nyata bagi peningkatan kualitas suporter dan tidak hanya bersifat seremonial semata.

Baca juga : LSI Denny JA: Pendukung Jokowi Bergeser Dari Ganjar Ke Prabowo

"PSSI telah membentuk presidium suporter yang hingga saat ini tidak jelas apa yang telah dilakukan untuk melakukan edukasi suporter hingga ke akar rumput, yang terlihat hanya kumpul-kumpul pimpinan komunitas semata," imbuh Parto.

Bendahara Umum PSTI Brian Matthew berharap agar pengaturan suporter di setiap pertandingan bisa optimal.

Diharapkan pengelolaannya dapat meniru pertandingan olahraga di luar negeri, khususnya negara maju.

“Pengaturan ini mulai dari ketika mereka datang ke stadion terkait lokasi parkir, masuk ke dalam dengan filterisasi atau seleksi penonton yang ketat, hingga di dalam stadion mereka dipisah-pisahkan sesuai kategori penonton yaitu hardcore atau pendukung fanatik, penonton keluarga dan penonton casual," ungkap Brian.

Sementara itu, mantan Deputy Sekjen PSSI Fanny Riawan berharap pada pemerintahan selanjutnya olahraga harus masuk dalam Kementerian Olahraga dan Pariwisata dan masalah kepemudaan masuk kedalam kementerian lain.

Baca juga : Pengamat: Puan-AHY Tunjukkan Kelasnya Sebagai Pemimpin Muda

Dengan demikian olahraga dan suporter masuk dalam skala prioritas pemerintah.

“Saya harap ke depan Kementerian bukan lagi Kemenpora melainkan sport and tourism. Jadi olahraga benar-benar menjadi fokus dan menjadi destinasi wisata tersendiri. Termasuk juga dengan perbaikan semua permasalahan supporter,” tandas Fanny.

Dekan Fakultas Olahraga Universitas Negeri Surabaya, Dwi Cahyo berharap organisasi Timnas bisa menurunkan sikap suporter timnas yang sudah bagus kepada suporter klub.

“PSTI harus bisa mewariskan kemampuan meningkatkan kualitas supporter timnas kepada supporter klub, dengan cara melakukan kerja sama dengan pihak klub sehingga kita bisa menciptakan supporter yang berkualitas di semua lini,” ungkap Dwi.

Turut hadir menjadi narasumber dalam FGD pengamat sepakbola M Kusnaeni, Direktur Studi Komunikasi Olahraga Bung Karno Meistra Budiasa, dan dimoderatori oleh akademisi Rio Johan Putra.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.