Dark/Light Mode

AC Milan Vs Juventus : Jangan Mimpi, Rossoneri!

Minggu, 10 November 2019 11:27 WIB
Para pemain AC Milan saat latihan jelang laga lawan Juventus di Liga Italia, Ahad (11/11). (Foto : twitter@acmilan)
Para pemain AC Milan saat latihan jelang laga lawan Juventus di Liga Italia, Ahad (11/11). (Foto : twitter@acmilan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Fabio Capello meragukan AC Milan mampu mengalahkan Juventus saat bentrok pada lanjutan Serie A pada pekan ke-12, Senin (11/11) malam WIB. Mantan pelatih Juventus itu bahkan menyarankan Milan untuk tak bermimpi bisa menyalip Juve, dan menjadi juara di musim 2019-2020.

“Realistis saja. Milan yang sekarang jangan mimpi muluk-muluk. Kekuatan mereka kini jauh bila dibandingkan dengan Juve. Mending fokus saat melakoni laga demi laga,” kata Capello dikutip Football Italia, kemarin.

Capello mengakui, masih ingat betul dengan kekuatan Rossoneri saat dilatihnya. Menurutnya, Milan saat itu adalah raja di Italia dan Eropa. Bahkan, berkat kontribusinya saat menjadi pemain Milan di era 1970-an, dia sukses menyumbangkan tropi juara Coppa Italia 1976/77 dan scudetto 1978/79.

Baca juga : Liga Champions, Juventus-Munchen Lolos 16 Besar

Saat menjadi pelatih di era 1990-an, Capello mampu mempersembahkan sembilan gelar juara untuk Milan: Empat scudetto, tiga mahkota Piala Super Italia, serta masing-masing satu trofi Liga Champions dan Piala Super Eropa.

Tapi, dalam lima tahun terakhir, reputasi Milan terus mengalami kemerosotan. Musim ini, Milan dan Juventus kini terpaut 16 poin di Serie A 2019/20. Juventus perkasa dengan 29 poin, sedangkan Milan hanya punya 13 poin dan hanya berada di peringkat ke-12, hasil dari hanya memetik empat kemenangan, satu imbang, dan enam kekalahan dalam 11 laga awal Serie A 2019/2020.

Capello menilai, persoalan Milan sangat kompleks. Akar masalahnya adalah manajemen. Dimulai dari persoalan yang membuat eksodus pemain bintang secara besar-besaran, hingga salah asuh. Kasus yang terakhir disebut berkaitan dengan kepemimpinan Li Yonghong. Namun, hanya karena manajemen sudah dirombak habis-habisan, bukan berarti segala sesuatunya langsung beres.

Baca juga : Juventus Vs Lokomotiv, Mengejar Posisi Teratas

“Milan tidak beruntung karena dijual kepada orang yang tidak paham caranya mengatur klub kelas dunia. Sekarang ada Elliott yang memberi perhatian besar pada manajemen, akuntabilitas, dan finansial. Namun, pemilihan pemain- pemainnya masih salah,” jelas Capello.

Capello memandang langkah mendatangkan Ibrahimovic terlepas apa pun hasilnya, sebagai langkah brilian. Usia bukan musuh bagi Ibrahimovic. Toh, daya gedornya juga tidak mengecewakan di MLS sana: 31 gol dan 8 assist dalam 31 pertandingan MLS 2019.

Persoalannya, tentu kualitas MLS belum bisa disejajarkan dengan Serie A. “Saya sangat mengenalnya. Saya yakin Ibrahimovic akan menjadi protagonis jika benar- benar kembali ke Italia,” ujar Capello. [DNU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.