Dark/Light Mode

Menpora Pastikan Pembinaan Olahraga Berdasarkan Grand Design

Selasa, 3 Agustus 2021 14:01 WIB
Menpora Zainudin Amali. (Foto : Kemenpora)
Menpora Zainudin Amali. (Foto : Kemenpora)

RM.id  Rakyat Merdeka - "Angkat Besi Jaga Tradisi Medali" demikian tajuk diskusi menarik bersama Menpora Amali dan Ketua Asosiasi Profesor Keolahragaan Indonesia Djoko Pekik Irianto, di Program Lunch Talk, Berita Satu TV, Selasa (3/8) siang.

Dalam rentang 20 tahun atau enam kali gelaran Olimpiade, yaitu sejak Olimpiade Sydney 2000 cabor angkat besi tidak absen sekalipun menyumbang medali.

"Angkat besi konsisten menyumbang medali, dan kita harus tata terus, kita harus review total pembinaan olahraga nasional, dan kita sudah siapkan Grand Design Olahraga Nasional," kata Menpora Amali mengawali jawaban atas pertanyaan presenter Ahmad Murody.

Baca juga : BPIP Dorong Sinkronisasi Pembinaan Ideologi Pancasila Antara Pusat Dan Daerah

"Tidak boleh hanya mengandalkan satu dua cabor saja dan Olimpiade harus menjadi sasaran utama," tambahnya.

Harus diakui ada problem popularitas dan tidak bisa dibandingkan atau disejajarkan dengan seperti bulutangkis yang kompetisinya sudah sedemikian teratur dan bahkan hadiahnya pada even series juga menggiurkan. Akan tetapi usaha untuk mengangkat dan mendorong agar angkat besi diminati oleh masyarakat terus dilakukan, seperti memasukkan dalam program PPLP, membuat Sentra Pembinaan, dan menciptakan publik figur.

"Dalam Grand Design, angkat besi menjadi salah satu cabor unggulan, disiapkan sentra, sekarang sudah masuk di PPLP," jelas Menpora Amali.

Baca juga : KPK Ingatkan Ancaman Pidana Bagi Perintang Pencarian Harun Masiku

"Kita dorong seperti Windy Cantika Aisah menjadi publik figur atau bintang iklan, sehingga masyarakat semakin tahu tentang angkat besi dan menarik minat," imbuhnya.

Senada hal tersebut, Ketua Asosiasi Profesor Keolahragaan Nasional Djoko Pekik Irianto menambahkan bahwa sejak awal ada problem budaya yang secara bertahap harus dihilangkan, yaitu ada anggapan khususnya untuk wanita menjadi lifter itu akan menjadi seperti kelaki-lakian atau merubah feminim menjadi maskulin.

"Ada problem budaya yang harus dirubah, bahwa angkat besi adalah sebuah olahraga yang mampu menorehkan prestasi, bukan hal tabu. Selain itu daya tarik apresiasi seperti bonus dan lain-lain akan juga bisa menjadi daya tarik agar angkat besi menjadi populer ditengah masyarakat Indonesia," ucapnya.

Baca juga : Menko Muhadjir Minta Vaksinasi Di Stasiun Kereta Terus Digenjot

Sekilas informasi, sederet atlet angkat besi dan perolehan medali yang mengharumkan nama bangsa Indonesia, diawali Olimpiade Sydney 2000 (Raema Lisa Rumbewas/Perak, Sri Indriyani/Perunggu, Winarni Binti Slamet/Perunggu). Lanjut Olimpiade Athena 2004 (Raema Lisa Rumbewas/Perak). Kemudian di Olimpiade Beijing 2008 (Eko Yuli Irawan/Perunggu, Triyatno/Perunggu, Raema Lisa Rumbewas/Perunggu). Pada Olimpiade London 2012 (Triyatno/Perak, Citra Febrianti/Perak, Eko Yuli Irawan/Perunggu).

Tahun 2016 Olimpiade Rio de Janeiro (Eko Yuli Irawan/Perak, Sri Wahyuni Agustiani/Perak). Dan saat di Olimpiade 2020 Tokyo yang digelar pada 2021 (Eko Yuli Irawan/Perak, Windy Cantika Aisah/Perunggu, Rahmat Erwin Abdullah/Perunggu). [IPL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.