BREAKING NEWS
 

Harga Masih Di Bawah Nilai Keekonomian

Kenaikan BBM Pertamax Tak Beratkan Masyarakat

Reporter : IRMA YULIA
Editor : FIRSTY HESTYARINI
Rabu, 6 April 2022 07:30 WIB
Sejumlah pengendara sepeda motor antre untuk mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Kuningan, Jakarta, Rabu (30/3/2022). Pemerintah menetapkan bensin RON 90 atau Pertalite menjadi Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan (JBKP) menggantikan bensin RON 88 atau Premium berdasarkan atas Keputusan Menteri ESDM No 37.K/HK.02/MEM.M/2022 tanggal 10 Maret 2022 tentang JBKP. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/YU).

 Sebelumnya 
Untuk BBM subsidi seperti Pertalite dan solar subsidi, yang dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, atau sebanyak 83 persen, tidak mengalami perubahan harga. Alias tetap Rp 7.650 per liter.

“Hal ini merupakan kontribusi Pemerintah bersama Pertamina dalam menyediakan bahan bakar dengan harga terjangkau,” sambungnya.

Sebagai gambaran, krisis geopolitik yang terus berkembang sampai saat ini mengakibatkan harga minyak dunia melambung tinggi di atas 100 dolar Amerika Serikat (AS), atau setara Rp 1,4 juta per barel.

Sementara asumsi minyak mentah Indonesia berdasarkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 adalah sebesar 63 dolar AS (Rp 904.000).

Adsense

Sebelumnya, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menilai, sudah saatnya bagi Pertamina untuk menyesuaikan harga jual Pertamax, menyusul terjadinya disparitas harga.

Baca juga : Ngeri, Delapan Kecamatan Di Ibu Kota Rawan Longsor

Pasalnya, merujuk pada keterangan Kementerian ESDM, harga keekonomian Pertamax kini telah mencapai Rp 16.000 per liter, jauh melebihi harga jual Pertamina yang sebesar RP 9.000 per liter.

“Sudah saatnya Pertamina untuk mengembalikan harganya. Ya, nggak jauh-jauh lah dari harga keekonomian,” kata Arya di Jakarta, Rabu (30/3).

Arya menjelaskan, konsumsi Pertamax mencapai 13 persen dari konsumsi BBM nasional. Selain itu, Pertamax juga dikonsumsi oleh kelompok masyarakat kelas atas.

Artinya, ketika belum dilakukan penyesuaian harga Pertamax tersebut, sama saja dengan memberikan subsidi kepada masyarakat yang menggunakan mobil-mobil mewah.

Selain itu, operator SPBU lain telah menjual BBM RON 92 sebesar Rp 14.000 per liter. Sehingga membuat persaingan usaha tidak sehat bila Pertamina tak melakukan penyesuaian harga.

Baca juga : Pengadilan Diam-diam Rampas Duit Pertamina Rp 244 Miliar

Meski demikian, harga Pertamax tidak akan lebih mahal dari produk BBM RON 92 yang dijual operator swasta.

Menanggapi ini, Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan meyakini, kenaikan harga BBM non subsidi termasuk Pertamax tidak menimbulkan gejolak di masyarakat. Mengingat jumlah konsumen untuk BBM jenis ini lebih sedikit dibandingkan konsumen Pertalite yang mencapai lebih dari 80 persen.

“Yang harus dijaga (agar tidak naik harganya) adalah Pertalite, makanya disubsidi. Jadi saya kira kenaikan harga Pertamax tidak terlalu berdampak, karena masih ada produk dengan harga di bawahnya yang masyarakat masih bisa membeli,” kata Mamit kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Selain itu, imbuhnya, yang juga perlu dijaga adalah ketersediaan bahan bakar solar. Lantaran belakangan kerap terjadi antrean di sejumlah SPBU di berbagai daerah.

Menurut Mamit, terjadinya pemulihan pasca Covid-19 yang lebih cepat dari perkiraan, menyebabkan perbaikan kegiatan ekonomi di tahun ini.

Baca juga : Harga Pertamax Masih Lebih Kompetitif Ketimbang SPBU Swasta

Hal ini juga seiring dengan pelonggaran kebijakan mobilitas masyarakat di tengah pandemi. Sehingga turut mendorong peningkatan permintaan atau konsumsi bahan bakar. Termasuk, solar bersubsidi.

“Pendistribusian BBM ini kan tergantung kuota di tiap-tiap daerah. Ketika konsumsinya meningkat, apakah kuotanya juga ditambah? Ini yang harus diperhatikan juga,” imbaunya.

Untuk diketahui, Pemerintah menetapkan kuota solar subsidi di tahun ini sebesar 15,1 juta kiloliter (KL).

Berdasarkan data Pertamina, per Februari 2022 penyaluran sudah melebihi kuota 10 persen, yaitu mencapai 2,49 juta KL dari yang seharusnya 2,27 juta KL.  [IMA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense