BREAKING NEWS
 

Efek Mulai Panen Raya

Harga Beras Turun Cepek

Reporter : IRMA YULIA
Editor : ESTI FITRIA WULANDARI
Kamis, 28 Maret 2024 07:05 WIB
Warga antre mendapatkan beras dan sembako murah saat kegiatan Pasar Murah di halaman kantor Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (21/02/2024). Foto: NG PUTU WAHYU RAMA / RM

 Sebelumnya 
Ia menjelaskan, biaya produksi petani saat ini sudah naik. Dan ongkos tenaga kerja punya porsi paling besar, yakni hingga 50 persen dari harga pokok produksi gabah. Lalu, disusul sewa lahan, harga pupuk dan benih.

“Karenanya harga gabah tidak turun ke angka (di bawah) Rp 5 ribu lagi. Pasti bertahan di angka lebih tinggi,” ujar Bayu dalam acara Bicara BUMN, di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (18/3/2024).

Apalagi mengingat komponen biaya produksi petani untuk menghasilkan satu kilogram gabah telah berubah dibandingkan tahun lalu.

Karenanya, kalau harga gabah secara natural biayanya sudah naik, maka harga beras tidak akan serendah sebelumnya. Sayangnya, ia enggan buka suara mengenai besaran perubahan atau kenaikan harga beras tersebut.

Baca juga : Jokowi Ngarep Hasil Pertanian Melonjak

“Otoritas yang akan menentukan (harganya), apakah itu Badan Pangan atau BPS (Badan Pusat Statistik). Tapi bayangannya, harga beras mungkin akan bertahan dan tidak akan sampai serendah seperti semula,” ungkapnya.

Ia mengakui, perkiraan adanya perubahaan HET tersebut memiliki tantangan tersendiri.

Karena faktanya demikian, kata Bayu, upah tenaga kerja, inflasi juga terjadi. Belum lagi ada konversi lahan pertanian.

Adsense

“Sehingga biaya-biaya produksi yang dihadapi petani sudah naik,” imbuhnya.

Baca juga : Tahun 2024, Revitalisasi Kali Semongol Dikebut

Meski demikian, Pemerintah tetap berupaya menjaga motivasi para petani, agar tetap mau bertani di tengah-tengah situasi tersebut.

Sejauh ini ia mengakui, stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di gudang Bulog juga mengalami penurunan. Sebab, stok yang ada telah digunakan untuk beberapa program Pemerintah.

Bayu menjelaskan, stok beras ada di beberapa pihak. Dan paling besar atau sekitar 50 persen lebih ada di rumah tangga. Termasuk di rumah tangga petani.

“Di Bulog per 18 Maret (2024l), ada sekitar 1 juta ton. Dan kami terus mengusahakan agar stok itu ditambah, baik lewat pengadaan dalam negeri dan luar negeri,” jelasnya.

Baca juga : Rekor Manis Portugal Dirusak Slovenia

Ia memastikan, dengan kondisi stok tersebut, kebutuhan masyarakat selama Ramadan masih tetap terjaga.

Terlebih, pihaknya telah melakukan intervensi guna menjaga stabilitas harga beras di pasaran hampir selama enam bulan terkahir, dengan menyalurkan beras premium.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense