BREAKING NEWS
 

Ikuti Perkembangan Zaman

Koperasi Dituntut Terapkan Teknologi Digital Demi Milenial

Reporter & Editor :
SAIFUL BAHRI
Senin, 4 Februari 2019 08:20 WIB
Pengusaha UKM harus bisa membentuk koperasi yang beradaptasi dengan teknologi anak zaman now. (Foto : istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Koperasi dituntut harus bisa mengikuti perkembangan zaman. Apalagi salah satu fungsi koperasi adalah sebagai wadah bagi suatu komunitas, Deputi Bidang Kelembagaan Kemenkop dan UKM Rully Indrawan menjelaskan, koperasi diharap bisa beradaptasi dengan milenial zaman now, yang lebih menyukai proses cepat dan tepat dalam mengambil keputusan.

Zaman now ditandai dengan lingkungan bisnis yang strategis bisnis dan kehidupan yang berubah secara fundamental (disruption), akibat ditemukannya berbagai pengetahuan dan teknologi baru,” tuturnya dalam Economic Outlook 2019 bertajuk Digital Financial Ekonomi Kreatif yang digelar HIPMI Jabar di Bandung, akhir pekan kemarin.

Menurut Rully, keberadaan koperasi secara makro merupakan bentuk strategi kebudayaan. Sedangkan dari sisi mikro, menjadi upaya kolektif dalam memperkuat daya saing UMKM. Jika dikaitkan dengan zaman sekarang, maka karaktetistik koperasi ada dua, yaitu wadah inspirasi kreativitas dan digital cooperative.

Baca juga : KPK Segera Kembangkan Kasus Dugaan Suap Kalapas Sukamiskin

“Artinya, koperasi harus mampu memberikan ruang bagi anak muda yang ingin berekspresi, menunjukkan kreativitas, produktivitas dan jiwa kewirausahaan dalam kerangka kebersamaan dan ekonomi berbagi,” jelasnya.

Adsense

Selain itu, kata Rully, koperasi juga harus dapat memanfaatkan teknologi digital dalam pengelolaan bisnisnya. Tujuannya, demi meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan kepada anggota. Untuk itu, tambah Rully, setidaknya ada tiga kelompok potensial zaman now yang bisa didorong untuk membentuk koperasi, yaitu youth, women dan netizen.

Melakukan rebranding koperasi bagi youth/generasi millenial. “Misalnya, koperasi diposisikan sebagai wadah berkumpulnya orang-orang yang memiliki kesamaan kepentingan, sehingga dapat menjadi coworking place bagi generasi muda milenial, dimana terjadi sharing economy antara anggotanya secara langsung,” kata Rully.

Baca juga : Dekranas Dorong Hadirnya Kerajinan Beridentitas Lokal

Sementara untuk women, koperasi bisa menciptakan efisiensi kolektif di antara anggota, sehingga kebutuhan yang sama di antara wanita dapat dipenuhi dengan lebih murah cepat dan berkualitas. Contohnya Kopwan. Ketiga, sambungnya, koperasi dengan rebranding terhadap netizen, di mana koperasi memiliki potensi menjadi crowd business.

Sehingga adaptasi teknologi informasi dapat menjadi efektif untuk menjangkau captive market. Yang mana market di sini adalah anggota yang menjadi pelanggan sekaligus pemilik.

Di kesempatan berbeda, Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha muda Indonesia (Hipmi) Bahlil Lahadalia mengatakan, dalam mengembangkan koperasi yang sesuai zamannya, organisasinya telah melakukan pemberdayaan konsep syariah dan koperasi yang diberi nama Ummart, yang mengusung konsep pesantren dan dikembangkan dengan skema ritel modern.

Baca juga : Luhut Targetkan Wisata Bintan Dua Kali Lebih Besar Dari Singapura

Namun tetap mengedepankan konsep koperasi. Pasalnya, saat ini industri ritel telah mengalami perubahan konsep dari offline men adi omnichannel (memadukan antara online dan offline). “Di tengah pergeseran ini, prospek ritel modern berbasis koperasi masih terbilang cerah. Sebab, pertumbuhan ekonomi nasional masih akan ditopang oleh sektor konsumsi,” ucapnya. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense