BREAKING NEWS
 

Terapkan Inovasi & Teknologi Modern, Ini Success Story Bertani Milenial

Reporter : HAIKAL AMIRULLAH
Editor : FAQIH MUBAROK
Selasa, 22 Maret 2022 19:26 WIB
Autonumous tractor, hasil inovasi mekanisasi pertanian. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Pada kesempatan yang sama, Ketua Koperasi Tani Produksi Mentari Sinari Alam (MSA) Muhammad Yayan menjelaskan MSA adalah koperasi petani padi di Tasikmalaya yang menerapkan sistem pertanian organik berbasis teknologi dan inovasi modern.

Adsense

MSA beranggotakan 373 petani, yang 66 diantaranya telah memperoleh sertifikat organik internasional dari Uni Eropa dan Departemen Pertanian Amerika Serikat.

"Rata-rata, petani memiliki lahan seluas 1,1 hektar dengan produktivitas 2,9 ton per hektar. Panen berlangsung di bulan Juni, Oktober, dan Februari. MSA telah memproduksi, mengolah, dan memasarkan beras organik dari varietas Pandan Wangi, Inpari 24, Ciherang, Sintanur, dan Situbondo," papar Yayan.

Baca juga : Kedepankan Teknologi dan Desain Produk, Polytron Raih Top Brand Award 2022

Sukarlin, Ketua PP Gapsera Sejahtera Mandiri mengatakan PP Gapsera Sejahtera Mandiri merupakan perkumpulan kelompok tani yang ada di Desa Rejo Asri Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah. Berawal dari keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan petani tanpa merusak lingkungan, PP Gapsera mulai mengaplikasikan pengendalian hayati pada lahan padi yang dimiliki.

Kegiatan pengendalian hayati diperoleh dari kegiatan pelatihan yang pernah dilakukan. Awalnya dia mengaku sedikit kesulitan dalam memasarkan produk yang kita miliki karena masih menggunakan pupuk kimia yaitu 60 persen pupuk kompos 40 persen pupuk kimia sehingga tidak dapat disebut beras organik.

"Namun setelah di uji di laboratorium ternyata residu pestisida nihil. Dari hasil uji itu kami bisa sebut sebagai BERASERA atau Beras Sehat Bebas Pestisida yang memiliki nilai jual lebih tinggi," tambah Sukarlin.

Baca juga : Terapkan Nilai Kebangsaan, Jalan Desa Di Aceh Berubah Jadi Pancasila

Sementara itu, Galih Wiranegara, Ketua Korporasi Tani Ngawi Mandiri (KTNM) mengatakan koperasinya yang berdiri pada 24 November 2020 telah menjadi daya dukung untuk pertumbuhan pertanian di kabupaten Ngawi.

Sedikitnya ada sekitar 45 Gabungan Kelompok Tani (gapoktan) yang tergabung dalam Koperasi Ngawi Tani Mandiri.

"KNTM menjadi fasilitator untuk memenuhi kebutuhan pertanian dan memasarkan produk hasil pertanian. KNTM membantu mencukupi kebutuhan pupuk petani, khususnya pupuk non subsidi. Sebab untuk pupuk subsidi, tataniaga dan distribusi telah ditentukan sesuai regulasi yang ada. Selain itu, KNTM juga membantu memberikan pinjaman benih," ungkapnya.

Baca juga : 13 Bandara Terbaik Versi Konsumen, AP I Happy

Galih menegaskan, koperasi memiliki peran penting bagi petani yakni memberi pinjaman benih kepada petani, kemudian memberikan pinjaman pupuk non subsidi kepada petani. Kemudian hasil panenya dihubungkan ke pasar.

"Dan yang ikut kemitraan semua produknya dibeli oleh perusahaan yang dikerjasamakan dengan Koperasi Ngawi Tani Mandiri," bebernya. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense