BREAKING NEWS
 

Bogor Paling Rawan Banjir Dan Tanah Longsor

BNPB Warning Pemda, Siaga!

Reporter : DIDI RUSTANDI
Editor : ACHMAD ALI FUTHUHIN
Rabu, 12 Oktober 2022 07:55 WIB
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto. (Foto: Dok. BNPB)

RM.id  Rakyat Merdeka - Masyarakat diminta waspada, lantaran bencana alam mulai mengancam berbagai daerah. Pemerintah Daerah (Pemda) harus bergerak cepat mengantisipasi jatuhnya korban jiwa. Jangan sampai terlambat!

Kabupaten Bogor, Jawa Barat, memiliki frekuensi tertinggi bencana banjir, cuaca ekstrem dan tanah longsor. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto meminta seluruh Pemda menyiapkan perangkat kesiapsiagaan da­lam menghadapi dampak cuaca ekstrem.

Baca juga : Begini Cara Relawan Milenial Ganjar Tingkatkan Ekonomi Warga Dengan Olahan Pisang

Penanggulangan bencana, ujarnya, sudah menjadi standar pelayanan minimum pemerin­tah daerah. Untuk itu, pimpinan daerah dan segenap jajaran agar segera melakukan apel kesiapsiagaan, dalam rangka mengetahui dan mengecek kesiapan alat, perangkat, dan personel untuk menghadapi bencana banjir, longsor akibat cuaca ekstrem.

Jenderal TNI bintang tiga ini menjelaskan, cuaca eks­trem diprakirakan masih akan melanda wilayah Tanah Air dalam kurun sepekan ke depan (15/10). Menurut data BNPB, kejadian bencana yang dipicu faktor cuaca seperti banjir, cuaca ekstrem dan tanah longsor men­dominasi sejak 1 Januari hingga 9 Oktober 2022.

Baca juga : Bangun Kedaulatan Partai, Megawati Siapkan Kantor Baru di Perbatasan

Bencana banjir terjadi sebanyak 1.083 kali, cuaca ekstrem 867 peristiwa dan tanah long­sor 483 kejadian, disusul ben­cana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sebanyak 239 keja­dian, gempa bumi dan gunung api 21 kejadian, gelombang pasang atau abrasi 21 kejadian, dan kekeringan 4 kejadian.

Akibat rentetan bencana tersebut, sebanyak 160 jiwa meninggal dunia, 28 hilang, 790 luka-luka dan 3.193.001 terdampak bencana. Kerugian yang ditimbulkan atas bencana selama 10 bulan ini meliputi 31.170 rumah rusak, 882 fasilitas rusak, 501 fasilitas pendidikan rusak, 306 rumah ibadah rusak, 75 fasilitas kesehatan rusak, 137 kantor rusak, dan 137 jembatan rusak.

Baca juga : Sayang Nelayan, Erick Dan Teten Luncurkan Program Solar Bersubsidi

Selama sepekan terakhir (3-9 Oktober), telah terjadi 66 keja­dian bencana hidrometerologi basah yang meliputi 35 kejadian banjir, 16 tanah longsor dan 15 cuaca ekstrem. Dari seluruh kejadian itu, sebanyak sembi­lan jiwa meninggal dunia, satu orang hilang dan 151.156 warga terdampak.

Adsense

Atas dasar seluruh rangkaian bencana tersebut, Kepala BNPB mengingatkan kembali kepada pemerintah daerah agar segera menerbitkan status tanggap darurat apabila terjadi ben­cana.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense