BREAKING NEWS
 

Mantap, Kementerian BUMN Garap 11 Perjanjian Bisnis dengan Uni Emirat Arab Senilai Rp 314,9 T

Reporter & Editor :
FIRSTY HESTYARINI
Selasa, 14 Januari 2020 13:03 WIB
Dari kiri: Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Presiden Jokowi, dan Menteri BUMN Erick Thohir di Istana Kepresidenan Qsar Al Watan, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Senin (13/1). (Foto: Humas BUMN)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri BUMN Erick Thohir mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan bilateral dengan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed Bin Zayed di Istana Kepresidenan Qasr Al Watan, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), Minggu (12/1).

Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi menegaskan, UEA akan tetap menjadi salah satu mitra penting kerja sama ekonomi Indonesia. Terutama, di bidang investasi.

Sedangkan Putra Mahkota Mohamed bin Zayed mengatakan, hubungan RI dan UEA akan terus ditingkatkan.

Pertemuan ini menghasilkan 11 perjanjian bisnis, yang antara lain meliputi bidang energi, migas, petrokimia, pelabuhan, telekomunikasi, dan riset dengan estimasi total nilai investasi sebesar 22.89 miliar dolar AS atau sekitar Rp 314,9 triliun.

Baca juga : Bukalapak Mimpi Jalani Bisnis Hingga Satu Abad

Pertukaran kerja sama tersebut disaksikan oleh Presiden Jokowi dan Putra Mahkota Mohamed bin Zayed.

Dalam nilai 22,89 miliar dolar AS itu, BUMN berkontribusi melalui kerja sama antara Pertamina dengan Adnoc, untuk kilang Balongan.

Abu Dhabi National Oil Company (Adnoc) adalah perusahaan migas yang dibangun pada tahun 1971, dengan cadangan minyak terbesar nomor tujuh di dunia.

Adsense

Pertamina juga bekerja sama dengan Mubadala Petroleum, untuk menggarap proyek kilang Balikpapan.

Baca juga : Kemenhub Teken Kerja Sama PSO Dan IMO Dengan KAI Senilai Rp 4 T

Mubadala adalah perusahaan eksplorasi dan produksi minyak dan gas hulu internasional terkemuka, yang mengelola aset dan operasi di 10 negara. Dengan fokus geografis utama di Timur Tengah dan Afrika Utara, Rusia, dan Asia Tenggara.

Sementara Inalum bekerja sama dengan Emirates Global Aluminium (EGA), produsen 'aluminium premium' terbesar di dunia.

Sedangkan PLN, menggandeng Masdar yang merupakan perusahaan energi baru terbarukan (EBT) di Abu Dhabi.

Masdar akan bermitra dengan cucu usaha PT PLN (Persero) yakni PJB membangun PLTS Terapung di Waduk Cirata, Jawa Barat. Pembangkit ini akan menjadi PLTS terbesar di Asia Tenggara.

Baca juga : Perpisahan Inggris dengan Uni Eropa di Depan Mata

Terkait hal ini, Menteri BUMN Erick Thohir memastikan, BUMN akan terlibat dalam proyek-proyek yang strategis seperti hilirisasi minyak bumi dan pembangunan proyek PLTS (Floating PV) yang terbesar se-Asia Tenggara.

"Saya akan pastikan kerja sama antara BUMN dengan Uni Emirat Arab berjalan dengan baik  dan dapat memenuhi target yang sudah ditetapkan. Apalagi, alih teknologi juga sudah terjadi. Sehingga, hasilnya win-win bagi kedua belah pihak," papar Erick.

"Selain dengan UEA, akan ada lagi kerja sama investasi dengan negara-negara lain. Saya senang, tingkat kepercayaan mitra strategis luar negeri terhadap BUMN-BUMN Indonesia semakin meningkat. Ini terjadi karena perusahaan dikelola dengan baik, transparan, dan mengedepankan GCG (good corporate governance, Red)," pungkasnya. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense