BREAKING NEWS
 

Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando

Perpustakaan Juga Ikut Atasi Pandemi

Reporter & Editor :
UJANG SUNDA
Rabu, 20 Januari 2021 04:35 WIB
Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando (Foto: Dok. Perpusnas)

 Sebelumnya 
Minat Baca Indonesia Tak Rendah
Dalam kesempatan itu, Syarif juga membantah anggapan bahwa minat baca masyarakat Indonesia rendah. Menurutnya, minat baca masyarakat Indonesia sebenarnya tinggi. Hanya saja, ketersediaan buku yang belum merata.

Sebelumnya, Badan Organisasi Pendidikan dan Kebudayaan Dunia (UNESCO) merilis survei bahwa minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen. Alias, hanya ada 1 per 1.000 orang Indonesia yang suka membaca.

Syarif menyebut, survei itu tidak menggambarkan kondisi Indonesia yang sebenarnya. Sebab, hasil kajian Pusat Pengembangan Perpustakaan dan Pengkajian Minat Baca (P3MB) Perpusnas, menerangkan kegemaran membaca masyarakat Indonesia terus meningkat selama empat tahun terakhir dimana pada 2016 sebesar 26,5, pada 2017 sebesar 36,48, pada 2018 sebesar 52,92 dan pada 2019 meningkat menjadi 53,84.

Baca juga : Perpusnas Berkomitmen Kembangkan Sumber Daya Perpustakaan Politeknik STIA LAN

Namun, kata Syarif, yang perlu dicatat adalah terjadi ketimpangan luar biasa. Di kota-kota besar, yang banyak perguruan tinggi, mahasiswa, profesor, penulis, dan penerbit, ketersediaan buku memadai. Namun, di daerah, buku sangat langka. Alhasil, amat banyak anak-anak dan masyarakat di daerah tidak memiliki akses ke untuk membaca. 

Syarif pun mengajak semua kalangan untuk sama-sama mengatasi hal ini. Sebab, ini bukan tanggung jawab Perpusnas saja. Berdasarkan amanat Pembukaan UUD 1945, mencerdaskan kehidupan bangsa adalah tugas semua. 

Syarif menjelaskan, setidaknya ada empat tingkatan literasi. Pertama, tersedianya akses kepada sumber-sumber bahan bacaan yang terbaru. Namun akses terhadap bahan bacaan masih terkonsentrasi di Pulau Jawa khususnya, dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia.

Baca juga : Dilantik Jadi Sekda, Anies Minta Marullah Bikin Kompak Birokrasi Atasi Pandemi

Kedua, kemampuan memahami bacaan secara tersirat dan tersurat. Ketiga, kemampuan menghasilkan ide, gagasan, kreativitas, dan inovasi baru. Keempat, literasi adalah bagaimana kemampuan menghasilkan produk barang dan jasa yang bermanfaat untuk masyarakat.

Menyadari tidak bisa sendiri dalam meningkatkan kualitas literasi. Perpusnas melakukan sinergi dengan sejumlah kementerian/lembaga lain maupun pemerintah daerah. Oleh karena itu walaupun dengan dana yang minim, Perpusnas tetap dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.

Syarif memastikan, minat baca anak-anak Indonesia sangat tinggi. Hal itu dibuktikan dengan antusiasnya anak-anak dengan perpustakaan keliling di daerah-daerah. “Ketika buku-buku itu dikumpulkan pada sore hari, anak-anak itu menangis. Karena mereka harus menunggu lama lagi untuk mendapat giliran membaca,” terangnya. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense