BREAKING NEWS
 

Menteri ESDM Bicara Transisi Energi Di Acara Road To COP26

2045, Opsinya Gunakan Nuklir

Reporter & Editor :
APRIANTO
Jumat, 8 Oktober 2021 08:15 WIB
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dalam diskusi “Indonesian Youth Determination in Climate and Clean Energy Action-Tekad Generasi Muda Indonesia dalam Aksi Iklim dan Energi Bersih” secara virtual, Kamis (7/10/2021). (Foto: YouTube RakyatMerdeka TV)

RM.id  Rakyat Merdeka - Hari kedua, event Road to COP26 atau (Conference of Parties) yang digelar Rakyat Merdeka bersama Society of Renewable Energi (SRE) menghadirkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif sebagai pembicara kunci. Menteri Arifin banyak membahas soal transisi energi, dari energi fosil menuju energi yang lebih bersih, minim emisi, dan ramah lingkungan.

Dalam event bertajuk “Indonesian Youth Determination in Climate and Clean Energy Actions” itu, Menteri Arifin memaparkan dengan sangat rinci soal peta transisi energi. Dimulai dari energi menuju karbon netral untuk periode 2021 sampai 2060. Dan, goal akhirnya, yakni pemanfaatan energi nuklir.

Baca juga : Wow, Dana Transisi Energi Capai Rp 81 T Per Tahun

Hitungan Menteri Arifin, ada sekitar 35 Gigawatt (GW) listrik yang bisa diproduksi dari energi nuklir ini. “Opsi penggunaan nuklir direncanakan akan dimulai tahun 2045, dengan kapasitas hingga mencapai 35 GW di tahun 2060,” kata eks Dubes Indonesia untuk Jepang ini.

Sebelum mengarah ke nuklir, Menteri Arifin menyatakan, mulai tahun 2030, pemerintah menggenjot pembangkit listrik tenaga surya. Karena mulai tahun itu, semua pembangkit listrik baru harus berbasis EBT atau energi baru terbarukan.

Baca juga : PGN Siap Kerek Pemanfaatan Gas Bumi

“Pada tahun 2060, total kapasitas pembangkit listrik ditargetkan mencapai 635 GW yang seluruhnya berasal dari pembangkit EBT,” beber insinyur jebolan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.

Strategi lain yang mulai dijalankan adalah dengan mempensiunkan pembangkit listrik tenaga (PLT) fosil secara bertahap. Disesuaikan dengan umur pembangkit. Baik yang berbahan bakar minyak, hingga batubara yang digunakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

Baca juga : Dubes Heri Harap Prestasi Indonesia Di Paralimpiade Bisa Dipertahankan

Tapi, Menteri Arifin juga membuka peluang untuk mempercepat pensiun PLT fosil dengan mekanisme yang tepat. “Tidak ada tambahan pembangkit PLTU baru, kecuali yang telah kontrak maupun konstruksi,” tegasnya.

Lalu apa yang akan terjadi di 2040? Di tahun itu, kata Menteri Arifin, penggunaan kendaraan listrik digenjot. Caranya, penjualan kendaraan bermotor konvensional atau yang berbahan bakar minyak, akan disetop.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense