BREAKING NEWS
 

5.000 Tahanan Taliban Dibebaskan, Sebagian Kembali Perangi Afghanistan

Reporter : DIANANDA RAHMASARI
Editor : MUHAMMAD RUSMADI
Rabu, 23 September 2020 16:59 WIB
Ketua Juru Runding Afghanistan, Abdullah Abdullah. [Foto: Associated Press/AP]

RM.id  Rakyat Merdeka - Sejumlah tahanan Taliban yang dibebaskan oleh pemerintah Afghanistan dilaporkan kembali mengangkat senjata memerangi pemerintah Afghanistan. Hal ini diungkap Ketua Juru Runding Afghanistan, Abdullah Abdullah, Selasa (22/9/2020) waktu setempat.

Ketua Dewan Tinggi Afghanistan untuk Rekonsiliasi Nasional ini menyatakan, perundingan dengan Taliban di Qatar sejauh ini secara umum berlangsung positif. Sebagai bagian syarat perundingan damai ini, salah satunya adalah pembebasan 5.000 pasukan Taliban yang ditahan Afghanistan.

Namun Abdullah mengatakan, meski bukan mayoritas, pihaknya mengetahui, sebagian dari 5.000 tahanan Taliban yang dibebaskan itu, kembali melanjutkan perang melawan Afghanistan.

Baca juga : KPK Temukan Banyak Pengembang Nakal di Tangerang Raya

"Beberapa dari mereka telah kembali ke medan perang. Ini pelanggaran kesepakatan yang telah mereka buat," jelasnya, dalam konferensi secara online dengan Dewan Hubungan Luar Negeri Amerika Serikat (AS), dikutip media Prancis France 24 dan kantor berita Inggris, Reuters.

Adsense

Abdullah mengatakan, pembicaraan antara Afghanistan-Taliban telah dimulai di Doha, Qatar dengan sejumlah catatan positif, karena para delegasi membangun keakraban satu sama lain. Sayangnya, di saat yang sama tingkat kekerasan di Afghanistan belum turun.

“Selama ini tingkat kekerasannya sangat tinggi dan tidak bisa diterima masyarakat. Saya mengulangi seruan saya kepada Taliban dan semua mitra yang memiliki pengaruh atas Taliban," katanya.

Baca juga : Penasaran Dengan Program None, Ratusan Ketua RT Datangi Rumah Perjuangan

Selain kekerasan yang terus terjadi, kegagalan di lapangan juga terjadi karena masih adanya hubungan antara Taliban dengan ISIS dan Al Qaeda.

Sementara Kepala Juru Runding AS, Zalmay Khalilzad menyatakan, pasukan AS di Afghanistan tidak sepenuhnya akan ditarik. Karena 4.500 pasukan AS tetap dipertahankan di Afghanistan hingga November, sementara AS menilai apakah Taliban benar-benar taat pada kesepakatan.

"Penarikan lebih lanjut akan ditentukan berdasarkan kondisi di lapangan dan kepatuhan Taliban pada kesepakatan yang dibuat," katanya.

Baca juga : Delegasi Taliban ke Qatar Demi Perundingan Damai Afghanistan

Sebelumnya, Presiden Donald Trump berjanji mengakhiri keterlibatan AS dalam perang di luar negeri, termasuk Afghanistan dan akan menarik semua pasukan pada Mei 2021. Syaratnya, Taliban dan pemerintah Afghanistan dapat mencapai kesepakatan damai yang solid. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense