Sebelumnya
Paviliun Indonesia memiliki tiga lantai, sepenuhnya berbahan baku bambu dan dibangun oleh 11 seniman asal Bali. Daya tarik bangunan seluas 500 meter persegi ini, tidak hanya terletak pada desain arsitektur yang kental dengan nuansa nusantara, tetapi juga bahan bakunya yang didatangkan khusus dari Yogyakarta dan Bali.
Proses pembangunannya memakan waktu 7 bulan, dan selesai pada September 2020. Bekerja sama dengan KJRI Guangzhou, Taman Burung akan memanfaatkan keberadaan paviliun ini untuk promosi seni budaya, pariwisata dan ekonomi Indonesia ke wilayah selatan China.
Baca juga : Bisa Kurangi Impor Dan Perluas Lapangan Kerja
Di pagi yang cerah itu, Dubes RI dan para tamu undangan juga berkesempatan berkeliling menikmati suasana tenang, semilir angin serta melihat pelikan, angsa, merak dan puluhan jenis burung lain yang hidup bebas di taman burung Nansha.
Di taman ini, nuansa nusantara tidak hanya ditemukan di paviliun saja. Ornamen dan perabot jug banyak yang didatangkan dari Bali. Toiletnya pun bergaya hotel-hotel bambu dari Bali.
Baca juga : PBNU: Indonesia Tak Perlu Jalin Hubungan Diplomatik Dengan Israel
Zhao Yang, pemilik taman yang menjadi sosok di balik itu semua. Ia memiliki kecintaan besar terhadap bambu, pelestarian alam, serta seni dan budaya Indonesia, khususnya Bali.
Dalam berbagai kesempatan ke Bali dan Yogya, Zhao mengambil inspirasi dari hotel atau bangunan bambu yang dikunjungi, dan menggabungkannya ke dalam desain paviliun Indonesia.
Baca juga : Amerika Bikin China Kelojotan
Maka tak heran, jika kita akan merasa kerasan, begitu masuk ke dalam Paviliun.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.