Dark/Light Mode

Manjain Indonesia Di Perdagangan

Amerika Bikin China Kelojotan

Senin, 2 November 2020 07:07 WIB
Barang ekspor/Ilustrasi (Foto: Antara)
Barang ekspor/Ilustrasi (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perhatian Amerika Serikat (AS) ke negara kita tak sekadar mengirim pejabat penting dan mengundang pejabat penting kita ke sana. Tapi, AS menunjukkan kecintaannya ke Indonesia dalam bentuk yang konkret. Wah, China bisa makin kelojotan nih...

AS baru saja memanjakan Indonesia sebagai negara satu-satunya di Asia yang mendapat fasilitas bebas bea masuk alias Generalized System of Preferences (GSP) untuk produk ekspor yang masuk negaranya. Keputusan pemberian fasilitas GSP itu resmi dirilis Perwakilan Dagang AS atau United States Trade Representative (USTR), Jumat (30/10). Keputusan itu hanya selang sehari setelah pertemuan Presiden Jokowi dengan Menlu AS Mike Pompeo, di Istana Kepresidenan Bogor, Kamis (29/10).

Dalam pertemuan itu, Presiden Jokowi membicarakan empat hal dengan Pompeo. Salah satunya perpanjangan GSP. Tiga hal lainnya adalah Jokowi ingin AS jadi true friend alias teman sesungguhnya, lalu tingkatkan kerja sama di bidang pertahanan, dan meminta AS paham kepentingan negara Muslim di ASEAN.

Baca juga : PSSI Jangan Lepas Tangan

Menlu Retno Marsudi amat senang dengan perpanjangan fasilitas GSP ini. Menurutnya, fasilitas tersebut adalah buah tangan dari diplomasi intensif yang dilakukan dalam beberapa waktu terakhir ini. 

"Dengan perpanjangan pemberian fasilitas GSP ini, diharapkan nilai ekspor Indonesia akan semakin meningkat," ucap Retno, dalam pidatonya, kemarin.

Sebelumnya, terang Retno, Perwakilan Dagang AS selama kurang lebih 2,5 tahun melakukan review terhadap fasilitas GSP untuk Indonesia. Fasilitas yang diberikan AS kepada negara-negara berkembang sejak 1974 ini sempat terancam dicabut lantaran Indonesia dinyatakan naik kelas sebagai negara maju, awal tahun ini.

Baca juga : Mau Perpanjang SIM Di Jakarta? Datang Aja Ke Tempat Ini

Berdasarkan klasifikasi US Customs and Border Protection (CBP) pada level Harmonized System (HS) 8-digit, ada 3.572 pos yang mendapatkan pembebasan tarif melalui skema GSP. Semua pos itu mencakup produk-produk manufaktur dan semi manufaktur, pertanian, perikanan, dan  industri primer.

Pemberian fasilitas GSP ini tentu akan sangat menguntungkan ekspor Indonesia. "AS merupakan negara tujuan ekspor non-migas terbesar RI kedua setelah RRT (China)," lanjut Retno.

Total nilai perdagangan AS-Indonesia pada 2019 mencapai 27 miliar dolar AS atau setara Rp 393 triliun. Sementara, ekspor Indonesia periode Januari-Agustus 2020 mencapai 11,8 miliar dolar AS, atau meningkat hampir 2 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019, sebesar 11,6 miliar dolar AS. 
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.