Sebelumnya
Ini menunjukkan bahwa pilihan sistem atau pola yang tepat di dalam melangsungkan suksesi sebaiknya dilihat pada kondisi objektif masyarakat itu.
Itulah sebabnya juga mengapa Islam tidak menetapkan pola seragam di dalam sistem suksesi.
Islam hanya menekankan betapa pentingnya mengedepankan prinsip musyawarah dan mufakat.
Apakah nanti wujudnya dalam bentuk demokrasi terbuka atau terpimpin, tergantung musyawarah dan permufakatan umat.
Baca juga : Kedudukan Etnik Quraisy
Yang jelas, dalam lintasan sejarah suksesi kepemimpinan dalam Islam, lebih sering dilakukan dengan cara terbuka tetapi terukur.
Terbuka artinya semua pihak diberi hak untuk menentukan pilihannya, apakah melalui perwakilan atau terbuka, one man one vote.
Terukur artinya mencegah kebebasan yang berpotensi melahirkan perpecahan konflik terbuka antara sesama umat dan warga negara.
Ini artinya Islam tidak menolerir keterbukaan yang liberal, yang akan membebaskan diri dari berbagai kaedah dan norma keluhuran, termasuk norma kearifan lokal, dan yang terpenting ialah norma-norma luhur keagamaan (syari’ah).
Baca juga : Keharusan Adanya Pemimpin
Keterbukaan tanpa batas bisa melahirkan kebablasan dengan konotasi yang sangat negatif.
Demokrasi terbuka penuh atau biasa disebut demokrasi liberal sesungguhnya tidak sejalan dengan ajaran Islam dan tentu juga tidak sejalan dengan Pancasila, yang merupakan falsafah luhur bangsa Indonesia.
Tidak boleh atas nama demokrasi lalu dibenarkan untuk membuka pantai telanjang (nude beach) di sepanjang pantai Indonesia.
Tidak boleh atas nama kebebasan berpendapat lalu menghujat dan memfitnah orang lain.
Baca juga : Kaidah-kaidah Politik Ahlus Sunnah
Tidak boleh atas nama kesetaraan gender lalu melegalkan perkawinan sejenis, tidak boleh atas nama keterbukaan kita mengumbar aib orang lain.
Dan tidak boleh atas nama kebebasan berekspresi lalu memamerkan tari telanjang.
Itu semua bukan saja melanggar ajaran agama tetapi merongrong Pancasila yang sila pertamanya “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.