BREAKING NEWS
 

Catatan Prof Tjandra

5 Alasan Kenapa Dunia Masih Berstatus Pandemi Covid-19

Reporter & Editor :
OKTAVIAN SURYA DEWANGGA
Selasa, 7 Juni 2022 10:14 WIB
Prof Tjandra Yoga Aditama. (Foto: dok. Pribadi)

RM.id  Rakyat Merdeka - Setelah lebih dari 2 tahun berjalan, situasi epidemiologi Covid-19 secara umum memang sudah jauh lebih membaik. Baik di dunia, maupun di negara kita.

Berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia, sudah mulai melakukan berbagai pelonggaran protokol kesehatan. Hal ini membuat pola kehidupan mulai berjalan berangsur ke arah seperti sebelum pandemi, walau tentu, masih panjang jalan yang harus ditempuh.

Hanya saja, perlu kita ketahui, sampai sekarang dunia masih dalam status pandemi. Sebagaimana yang disampaikan Direktur Jenderal World Health Organization (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, pada acara pembukaan World Health Assembly 22 Mei 2022, di Jenewa, Swiss.

Baca juga : Cegah Peluang Penyebaran Penyakit Zoonosis, Terapkan One Health Di Kota/Kabupaten

Kenapa dunia masih berstatus pandemi Covid-19? Setidaknya, ada lima hal yang menunjukkan pandemi belum juga berakhir. Pertama, sampai akhir Mei 2022 masih ada hampir dari 70 negara di dunia yang kasusnya masih meningkat.

Padahal kita tahu, prinsip dasarnya, "no one is safe until everyone is safe". Sementara 70, adalah sekitar sepertiga dari jumlah negara di dunia.

Kedua, jumlah tes di dunia jauh menurun, sehingga sulit untuk melihat gambaran epidemiologi yang sebenarnya. Ini juga perlu jadi perhatian kita di Indonesia. Jumlah tes tetap harus terjaga.

Adsense

Baca juga : Perluasan Ganjil Genap Di 25 Ruas Jalan Berlaku 6 Juni

Seperti saya sampaikan sebelumnya, saya lihat di New York di mana-mana ada tenda-tenda tempat orang bisa test Covid-19, tanpa bayar pula.

Ketiga, dari pengalaman selama ini, virus SARS-CoV 2 penyebab Covid-19 memang kadang-kadang tidak terduga. Kita belum dapat mengetahui secara pasti bagaimana perkembangannya di masa datang. Kita tahu, setidaknya ada 3 skenario varian baru. Yakni, base, best dan worse.

Keempat, sampai bulan Mei 2022, baru ada 57 negara yang sudah memvaksinasi 70 persen atau lebih penduduknya. Semuanua adalah negara dengan penghasilan tinggi. Angka 70 persen dihitung berdasarkan jumlah total penduduk, bukan target.

Baca juga : WTND 2022, Indonesia Perlu Lebih Berperan Dalam Tanggulangi Masalah Rokok

Di Indonesia pun, kalau jumlah yang divaksin dibagi jumlah penduduk, maka angkanya masih di bawah 70 persen. Tapi, kalau dibagi dengan angka target maka memang sudah di atas 70 persen.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense