Dark/Light Mode

3 Materi Prof Tjandra Dalam Dialog Global CSIS

Kesenjangan Vaksin, Skenario Akhir Covid-19, Dan Antisipasi Kemungkinan Pandemi Berikutnya

Rabu, 11 Mei 2022 23:49 WIB
Prof Tjandra Yoga Aditama. (Foto: Dok. Pribadi)
Prof Tjandra Yoga Aditama. (Foto: Dok. Pribadi)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pada 27 April 2022, saya menjadi pembicara pada 2022 CSIS Global Dialogue, pada panel pertama tentang "Covid-19 and Global Health Cooperation".

Keseluruhan acara dimulai dengan sambutan dari Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan. Sementara panel pertama diawali dengan keynote speech dari Senior Minister Singapura Tharman Shanmugaratnam.

Dalam presentasi, saya sampaikan tiga materi bahasan utama tentang kesehatan global dalam kaitan dengan pandemi. Materi pertama, tentang vaksinasi Covid-19. Lebih dari 11,5 miliar dosis vaksin Covid-19 sudah disuntikkan di dunia. Lebih dari 11 juta yang disuntikkan setiap harinya. 

Baca juga : Mengenal Vaksin Booster, Vaksin Tambahan Covid Dan Beberapa Kebijakan Terkait

Sekitar 65 persen penduduk dunia sudah menerima setidaknya satu dosis vaksin Covid-19. Tetapi, hanya sekitar 15 persen penduduk negara berpenghasilan rendah yang sudah mendapatkannya.

World Health Organization (WHO) menyatakan, sepertiga penduduk dunia belum pernah mendapat vaksin Covid-19. Untuk mengatasi ketimpangan vaksin dunia ini, saya mengusulkan lima aspek.

Pertama, kita tidak dapat menerima adanya negara-negara yang melakukan politisasi vaksin. Pemberian vaksin Covid-19 pada penduduk dunia adalah masalah kemanusian bagi kita semua, dan tidak boleh di terlantarkan karena pertimbangan politik semata.

Baca juga : Anies Rayu Warga DKI Ikut Taklukkan Pandemi

Aspek kedua yang saya sampaikan adalah perlunya komitmen para pemimpin dunia agar pemerataan vaksin di dunia benar-benar dapat terjadi. Ingatlah bahwa "No one is safe until everyone is safe".

Sementara aspek ketiga adalah perlunya berbagai bentuk nyata kerja sama internasional. Yang saya contohkan adalah mekanisme pengumpulan dan distribusi vaksin oleh COVAX, di mana saya adalah salah seorang dari 12 pakar dunia yang menjadi anggota "Independent Allocation Vaccine Group (IAVG) COVAX".

Berikutnya, aspek keempat adalah dibutuhkannya transfer teknologi, selain distribusi vaksin sebagai barang jadi. Teknologi pengadaan vaksin dan modalitas diagnosis serta pengobatan Covid-19, juga masalah kesehatan lain, perlu ditumbuhkan. Tidak hanya di negara maju tetapi juga di negara berkembang, dengan mempertimbangkan aspek geografis pula.

Baca juga : Genjot Terus Vaksinasi, Semoga Pandemi Covid-19 Cepat Berlalu

Aspek kelima yang amat penting tentang vaksinasi ini adalah perlunya pengembangan dan penelitian (research and development).

Kita tahu bahwa bukan tidak mungkin ada varian baru, juga masih terus dikaji berapa lama bertahannya efikasi vaksin, serta terus dibahas tentang vaksin booster, yang semuanya memerlukan upaya riset untuk menghasilkan vaksin terbaik sesuai perkembangan ilmu yang ada.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.