BREAKING NEWS
 

Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Minta 80 Ribu Petugas Tracing

Tanpa Tes Dan Lacak, Penanganan Corona Mutar-Mutar Di Situ Saja

Reporter : AHMAD LATHIF ROSYIDI
Editor : FITRIYANA YULIANTI
Sabtu, 27 Februari 2021 05:30 WIB
Tim Contact Tracer Puskesmas Rengas blusukan di wilayah Rengas Bintaro sebagai upaya memeriksa kesehatan warga sekitar wilqyah Rengas, Bintaro, Tangerang Selatan, Selasa (23/2/2021). (Foto : Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Tanpa tracing, upaya penanganan Covid-19 akan berputar-putar di situ-situ saja. Bahkan, hingga anggaran habis.

Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Letnan Jenderal TNI Doni Monardo mengakui, tracing (pelacakan) dalam penanganan pandemi Covid-19 mut­lak dibutuhkan. Dia meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyiapkan sekitar 70 ribu-80 ribu petugas tracing.

Testing itu seperti menangkap harimau di dalam kandang, sedangkan tracing itu me­nangkap harimau di alam lepas, yang mana bagi keselamatan masyarakat. Ibaratnya, Orang Tanpa Gejala (OTG),” kata Doni, saat berdis­kusi dalam Forum Pemimpin Redaksi (Pemred) yang digelar secara virtual, Kamis (25/2).

Baca juga : Udah Divaksin Prokes Tetap Dilakukan, Ini Alasannya

Doni menjelaskan, salah satu pakar trac­ing, dr Andani Eka Putra yang juga Kepala Laboratorium Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand) Padang sudah memper­ingatkan, tanpa program tracing, upaya penanganan Covid-19 akan berputar-putar-putar di situ-situ saja. Bahkan, hingga ang­garan habis.

Dia berharap, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bisa bergerak cepat men­sukseskan program tracing. Yakni, dengan menambah jumlah para petugas tracing dan memperbanyak pelatihan. “Kami menya­dari, Satgas tidak mempunyai kewenangan sampai tingkat daerah,” kata mantan Danjen Kopassus ini.

Satgas, kata Doni, saat ini juga sedang bekerja sama dengan Duta Besar RI di Singapura, Suryopratomo, untuk melakukan tracing dengan alat BluePass dari Singapura. Menurutnya, Pemerintah Singapura sukses melakukan tracing dengan alat tersebut.

Baca juga : Suksesnya Program Vaksinasi Tergantung Proses Di Lapangan

“Di Singapura, perangkat pelacakan kontak BluePass dipakai di asrama atau lingkungan kerja pekerja,” sebut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ini.

Selain tracing dan testing, Doni juga ber­harap, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro menjadi senjata pamungkas untuk melibatkan masyarakat dalam pengurangan angka Covid-19. Kata dia, RT/RW menjadi ujung tombak pelak­sanaan PPKM Mikro. “Jika tingkat RT/RW berkurang kasusnya, otomatis secara nasional juga akan berkurang,” tandas Doni.

Netizen mendukung, tes dan lacak (test­ing and tracing) Covid-19 terus diperluas. Program tersebut dinilai sangat penting untuk memilah orang sehat, orang tanpa gejala, orang dalam pengawasan dan juga pasien dalam pen­gawasan. “Kaitannya itu, tes dalam mendeteksi itu sangat penting,” kata akun Dwie.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense