BREAKING NEWS
 

Belajar Dari Kucing

Reporter & Editor :
MELLANI EKA MAHAYANA
Jumat, 18 Oktober 2019 06:41 WIB
Catatan :
MELLANI EKA MAHAYANA

RM.id  Rakyat Merdeka - Belajar itu bisa dari siapa saja. Dari penjahat hingga anak kecil. Bahkan dari orang bodoh sekalipun. Bisa juga dari hewan. Anda hanya diminta untuk mau menjadi pengamat yang baik. Melakukan kontemplasi. Lalu bermeditasi.

Kalau istilah orang Minang “Alam Takambang Jadi Guru” artinya kira-kira kita bisa berguru ke pada alam. Yang sudah tersedia.

Pulang ke rumah malam itu, saya menemukan dua bangkai burung di ruang makan. Di lantai. Satu langkah dari pintu yang saya masuki. Yang lainnya di bawah meja. Burung itu tidak berdarah. Hanya tubuhnya sudah kaku.

Baca juga : Telepon Tuan Presiden

Ukurannya mungil. Kira-kira sepanjang ujung jari tengah hingga pertengahan telapak tangan orang dewasa. Ini juga bikin takjub, keahlian kucing paling hebat. Mangsanya tak ada yang penuh darah.

Masya Allah. Kaget dan takjub. Hatiku terasa hangat. Teringat pada suatu tulisan yang pernah kubaca soal kucing yang suka membalas budi sebagai bentuk sayangnya. Mereka kerap memberi hadiah. Tentunya hadiah yang bisa mereka usahakan.

Adsense

“Apa itu benar ya, kucing menyayangi keluarga kami dan memberi hadiah,” air mataku menetes menahan haru. Ada rasa malu dan ditampar. Ingat jika diri ini kerap tak cepat membalas budi pada orang yang sudah baik.

Baca juga : Menolak Pos Menteri

Tapi tak dipungkiri juga, di dunia manusia ada istilah “berbuat baiklah, tanpa pamrih, hanya Tuhanmu yang akan membalas”.

Dengan kata lain, jika kamu baik terhadap si A bisa jadi bukan si A yang membalas budi. Tapi ada kesempatan lain atau manusia lain yang akan membuatmu memanen kebaikan yang dulu telah kau tanam.

Saya masih diam memandangi dua bangkai itu. Yang tidak bisa dimakan. Tak lama dua bocah berbulu keluar dari bawah lemari. Menghampiri. Menempelkan badannya di kaki. Tidak ada suara meongan. Tapi saya tahu mereka mau makan.

Baca juga : Pengamanan Yang Tidak Aman

Saya meninggalkan mereka sejak ba’da zuhur. Saya kenal anak berbulu itu enam bulan lalu. Namanya Akiko dan Muezzi. Betina keduanya. Ada di rumah karena ibunya melahirkan di rumah. Di atas meja belajar. Ibunya bernama Elizabeth. Panggilannya Lizzi.

Datang ke rumah awalnya karena menyukai ikan di meja makan kami. Masuk ke rumah. Tanpa salam. Hop dia naik ke meja. Melihat kiri kanan lalu menggondol sepotong ikan lele kesukaanku.

Kini kucing makin banyak berkeliaran di lingkungan kami. Jumlahnya makin nambah seiring meningkatnya toko petshop dan dokter hewan di sekitar kami. Apa hubunngannya. Nanti kita sambung lagi ya. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense