Sebelumnya
Apalagi, proses peleburan seluruh lembaga-lembaga riset ini menentukan banyak nasib orang. Sementara biaya menghasilkan peneliti itu terbilang sangat mahal dan pendanaannya diambil dari APBN.
Tifatul mengatakan, sumber daya manusia Indonesia sebenarnya sangat mumpuni. Buktinya, banyak peneliti anak negeri justru berkiprah dan mendapat pengakuan dari negara luar.
Baca juga : Kapolri Tekankan Pentingnya Pencegahan Penyelundupan PMI
“Saya bergaul dengan banyak diaspora dan brand-brand kita itu luar biasa. Kanal kecerdasan kita yang dipakai oleh negara lain,” katanya.
Dia lalu mengungkit Singapura yang banyak menggunakan peneliti-peneliti Indonesia untuk kemajuan negaranya. Eks Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew pernah menyebut, tidak semua penduduk Singapura cerdas dan pintar.
Baca juga : Komisi XI Yakin Tahun Depan Perekonomian Pulih Kembali
“Oleh karena itu kami mengambil otak-otaknya Indonesia ini. Sudah banyak expert (pakar) kita di situ. Kecerdasan anak bangsa yang dipakai oleh negara lain,” katanya.
Karena itu, tidak heran Singapura dengan penduduk 3 juta jiwa dan jumlah ekspatriat 2 juta jiwa, bisa mengalahkan Indonesia yang penduduknya mencapai 270 juta jiwa. “Ini menyedihkan,” pungkasnya.
Baca juga : Komisi IV Nanya Penerimaan Negara Dari Sektor Kehutanan
Wakil Ketua Komisi VII Eddy Soeparno memutuskan, berdasarkan permintaan dari mayoritas anggota, maka rapat kerja Komisi VII dengan Kepala BRINditunda hingga Senin (17/01). [KAL]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.