Dark/Light Mode

NU Dukung Tembakau Rendah Risiko

Jumat, 29 Maret 2019 12:05 WIB
Peluncuran buku Fikih Tembakau – Kebijakan Produk Tembakau Alternatif di Indonesia oleh Tim Lakpesdam PBNU. (Foto : duta.co)
Peluncuran buku Fikih Tembakau – Kebijakan Produk Tembakau Alternatif di Indonesia oleh Tim Lakpesdam PBNU. (Foto : duta.co)

RM.id  Rakyat Merdeka - Hadirnya produk tembakau alternatif di Indonesia, didukung Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar. Dukungan terhadap produk ini diperkuat, karena dinilai memiliki risiko kesehatan yang lebih rendah. “Yang risiko hanya 30 persen saja diperbolehkan. Apalagi yang risikonya tinggal 5 persen,” kata Marzuki.

Dukungan ini, ujarnya, akan semakin sesuai, jika produk tersebut dikaji dalam perspektif agama. “Kalau murni pembahasan hukum agama, yang minim mudharatnya itu harus didorong,” ujar Pimpinan Pondok Pesantren Sabiilul Rasyad, Gaseng, Malang, Jawa Timur ini.

Baca juga : Gandeng Inggris, ESDM Kembangkan Energi Rendah Karbon

Dalam penelitian yang dipublikasikan Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Besar Nadlatul Ulama (PBNU) melalui buku Fikih Tembakau – Kebijakan Produk Tembakau Alternatif di Indonesia dipaparkan, inovasi teknologi diperbolehkan. Bahkan dianjurkan. Apalagi sebagai upaya memberikan kemaslahatan yang lebih besar. Yaitu, menurunkan risiko kesehatan.

KH Marzuki berpendapat, penolakan terhadap produk tembakau alternatif lebih kepada persaingan bisnis. “Kalau ada yang ruwet dengan pemikiran itu, biasanya orang tersebut punya kepentingan lain. Khawatir produknya tergeser atau terganggu,” kata ulama kelahiran Blitar, Jawa Timur, ini.

Baca juga : Siloam Dukung Pemerintah Perangi Stunting

Sebelumnya, Munas Alim Ulama Nahdlatul Ulama pada 28 Februari sampai 1 Maret 2019 di Jawa Barat lalu, dihasilkan enam rekomendasi. Salah satu poinnya, mengenai produk tembakau alternatif.

Wakil Sekretaris Jenderal PBNU, Masduki Baidlowi mengatakan, rekomendasi tersebut dikeluarkan karena keterkaitannya dengan petani tembakau dari kalangan Nahdliyin.

Baca juga : DPR Dukung Penguatan Hubungan RI-Yordania

“Saat ini, terdapat produk tembakau alternatif yang tidak dibakar. Sehingga tidak mengandung TAR tinggi. Inilah sebenarnya yang mesti dikembangkan. Ke depan, kita berharap pemerintah mendorong pengembangan industri ini,” tegas Masduki. 

Selain itu, tambahnya, pemerintah juga perlu melakukan pengembangan riset. Sehingga hasilnya nanti dapat menjadi acuan menyusun regulasi, terkait produk tembakau alternatif. [JON]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.