Dark/Light Mode

Perkuat Digitalisasi Dan Inovasi, Syngenta Indonesia Dukung Ketahanan Pangan

Senin, 6 Desember 2021 18:50 WIB
Foto: Istimewa
Foto: Istimewa

 Sebelumnya 
“Dengan komunikasi digital, petani kini lebih mudah mendapatkan pengetahuan baru dan memasarkan produk-produknya. Kami senang bisa turut memfasilitasi perkembangan baru ini ke petani,” ujar General Manager Syngenta Indonesia, Kazim Hasnain saat memberikan paparan di acara Media Gathering Syngenta Indonesia 2021, Jakarta (6/12).

Di tingkat dunia Indonesia masuk ke dalam delapan besar negara produsen jagung. Sebagian besar petani jagung di Indonesia adalah para petani kecil yang luas lahan rata-rata hanya 0,5 hektar.

Agar para petani jagung dapat mencapai produksi yang sesuai dengan target pemerintah, Syngenta Indonesia turut berperan dengan memproduksi benih jagung hibrida unggulan.

Benih unggulan ini dibuat melalui riset yang panjang dan sesuai dengan kondisi lahan petani dan cuaca di Indonesia serta menjadi solusi untuk hama dan penyakit tertentu yang menyerang tanaman jagung, seperti Busuk Batang, Bulai, dan memiliki produktivitas yang tinggi.

Baca juga : Kehadiran Ganjar Pranowo Di Festival Payung Indonesia Sedot Perhatian Emak-Emak

Peningkatan pesat produktivitas pertanian jagung di Indonesia ini, membuat Indonesia kini adalah negara pengekspor jagung yang terbesar di Asia Tenggara.

"Tentu ini membanggakan kita semua, dan Syngenta berkomitmen untuk terus menjadi bagian dari pertumbuhan jagung nasional,” ujar Fauzi Tubat, Head of Seed Business Syngenta Indonesia, di Jakarta (6/12).

Salah satu komitmen Syngenta dalam menjalankan aktivitasnya adalah The Good Growth Plan (GGP). The Good Growth Plan adalah kerangka program pertanian berkelanjutan Sygenta yang pertama kali diluncurkan pada 2013 dalam wujud 6 komitmen.

Keenam komitmen itu telah mencapai tujuannya pada 2020 dengan keberhasilan 14 juta hektar lahan pertanian berhasil diselamatkan dari degradasi, dan keanekaragaman hayati meningkat di 8 juta hektar lebih lahan pertanian.

Baca juga : Top, Kopi Petani Hutan Sosial Indonesia Tembus Pasar Dunia

Good Growth Plan kini telah diakui menjadi program keberlanjutan yang paling komprehensif yang berfokus pada petani dan lahan pertanian.

Pertengahan 2020, program Good Growth Plan melanjutkan evolusinya dengan empat komitmen baru yang harus dicapai hingga 2025.

Komitmen baru itu berambisi mengurangi jejak rekam karbon pada pertanian dan membantu petani menghadapi pola cuaca ekstrim yang disebabkan oleh perubahan iklim global.

Empat komitmen baru Good Growth Plan tersebut adalah: mempercepat inovasi bagi petani dan alam, mengusahakan pertanian yang netral karbon, membantu pekerja pertanian tetap sehat dan selamat, dan bermitra menciptakan dampak.

Baca juga : PIDI 4.0, Showcase Digitalisasi Making Indonesia 4.0 Resmi Diluncurkan

“Tantangan perubahan iklim semakin nyata. Kami di Syngenta menanganinya dengan berlandaskan pada Good Growth Plan yang diharapkan akan berdampak secara global,” ujar Midzon Johannis, Head of Business Syngenta Indonesia, di Jakarta (6/12).

Head of Human Resource Syngenta Indonesia, Letran Silalahi mengatakan penerapan protokol kesehatan untuk semua tingkatan produksi, meluncurkan program EAP (Employee Assistance Program) untuk membantu staf dan karyawan menghadapi dampak emosional dari pandemi, dan menerapkan Office Based on Hybrid.

"Produktifitas tetap berjalan 100 persen meski sebagian harus WFH (Work From Home),” ujar Letran. [NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.