Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Disparitas Harga Terlalu Jauh, Pengamat: Sudah Waktunya Pemerintah Naikkan Harga Solar Nonsubsidi

Minggu, 9 Januari 2022 09:34 WIB
SPBU. (Foto: Ist)
SPBU. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) kembali menugaskan PT Pertamina Patra Niaga (PPN) dan PT AKR Corporindo Tbk untuk menyalurkan 15,1 juta kiloliter minyak solar sepanjang 2022.

Penetapan kuota yang tertuang dalam Keputusan Kepala BPH Migas Nomor 102/P3JBT/BPHMIGAS/KOM/2021 dan Nomor 103/P3JBT/BPHMIGAS/KOM/2021 tanggal 27 Desember 2021 dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan masyarakat serta kemampuan keuangan negara.

Baca juga : Pemerintah Sudah Siapkan Faskes Serta Obat-obatan

Menanggapi hal ini Direktur Eksekutif Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi) Sofyano Zakaria berpendapat, saat ini sudah waktunya pemerintah berusaha mengurangi beban subsidi pada solar.

"Seharusnya sudah saatnya pemerintah setidaknya berusaha mengurangi beban subsidi pada BBM jenis solar," ujar Sofyano dalam pesan tertulis, Minggu (9/1).

Baca juga : Kadin Dukung Kebijakan Pemerintah Jinakkan Harga Minyak Goreng

Menurut dia, solar adalah bahan bakar yang disubsidi sangat besar, karena solar subsidi hanya dijual dengan harga Rp 5.150 per liter. Sementara harga solar non subsidi mencapai sekitar Rp 11.000 per liter. Sehingga disparitas harga yang terjadi sangat besar, atau sekitar Rp 5.850 per liter.

"Padahal penggunaan terbesar solar subsidi adalah untuk bisnis, dan penggunaannya juga nyaris tak terukur. Hal ini beda dengan penggunaan elpiji (subsidi), per rumah tangga maksimal hanya menggunakan 3 tabung per bulan," ungkapnya.

Baca juga : Presidential Threshold 0 Persen Lahirkan Pemerintahan Lemah

Sampai saat ini, pemerintah belum pernah terdengar akan mengoreksi naiknya harga jual solar subsidi. Apalagi, berencana melakukan pengalihan subsidi kepada pengguna yang tepat sasaran sebagaimana yang akan dilakukan terhadap elpiji bersubsidi.

"Apakah subsidi pemerintah terhadap solar tidak menjadi beban buat pemerintah dibanding misalnya dengan subsidi terhadap elpiji 3 kg?" tanya Sofyano.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.