Dark/Light Mode

Akselerasi Konservasi Mangrove

Pupuk Kaltim Serap Jejak Karbon 2 Juta Ton Per Tahun

Rabu, 26 Januari 2022 17:31 WIB
Program penanaman mangrove yang dilakukan Pupuk Kaltim (Foto: Dok. PKT)
Program penanaman mangrove yang dilakukan Pupuk Kaltim (Foto: Dok. PKT)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mandat menciptakan Indonesia bebas dari emisi karbon (net zero emission) 2060 membutuhkan langkah nyata dari berbagai pihak, terutamanya pelaku industri. Selain menekan emisi dari hasil produksi, penghijauan juga harus diakselerasi guna mencapai target tersebut.

Direktur Utama Pupuk Kaltim (PKT) Rahmad Pribadi menerangkan, mangrove memiliki laju penyerapan karbon yang tinggi. Riset dari Center for International Forestry Research (CIFOR) mencatat, penyerapan karbon oleh hutan mangrove lebih tinggi 300-500 persen dibandingkan serapan pada ekosistem hutan terestrial.

Langkah penyerapan karbon lewat konservasi hutan mangrove telah dilakukan PKT sejak 2009. Guna mendukung target yang ditetapkan pemerintah, PKT mengakselerasi langkah penghijauan ini dengan memperluas area lahan hingga 20 hektar di akhir tahun lalu. Sampai saat ini, telah tertanam bibit mangrove 335 ribu pohon yang tersebar di area konservasi PKT.

Baca juga : Jepang Sudah Sumbang 6,8 Juta Vaksin Ke Indonesia

“Konsistensi dan keberlanjutan adalah cara kami menjaga lingkungan dan ekosistem agar generasi mendatang tetap bisa menikmati sumber daya alam, serta kualitas lingkungan yang baik. Konservasi hutan mangrove yang diinisiasi PKT sudah memasuki tahun ke 11. Setiap tahunnya luas area dan jumlah bibit pohon yang kami tanam ditambah, untuk memperluas area hutan mangrove di pesisir Bontang, agar serapan karbon dapat memberikan dampak yang signifikan,” ucapnya, dalam keterangan yang diterima RM.id, Rabu (26/1).

Berlokasi di dekat pantai, program yang diinisiasi Departemen Lingkungan Hidup Pupuk Kaltim ini diawali di area Kedindingan dengan kegiatan pembibitan dan penanaman mangrove. Selanjutnya, PKT juga bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk menjaga agar tidak terjadi deforestasi mangrove dengan memberlakukan pengawasan khusus dan menetapkan status kawasan konservasi pada area perairan yang dikerjakan PKT. Hingga akhir 2021, PKT berhasil menanam 335.167 bibit mangrove yang tersebar di dua lokasi yakni Kedindingan dan Loktuan, Bontang. 

Setiap tahunnya, PKT menanam 17 ribu hingga 25 ribu bibit mangrove, hingga mampu memenuhi seluruh luasan kawasan perairan Kedindingan di 2015, dengan total 152 ribu bibit. Mulai 2016, penanaman mangrove dikembangkan ke kawasan baru, yakni area Hak Guna Bangunan (HGB) 65 di Kelurahan Loktuan Bontang Utara, Kota Bontang, dengan penanaman antara 20 ribu hingga 25 ribu per tahun, hingga mencapai 183.167 bibit di 2021.

Baca juga : Asosiasi Pengembang Minta Pemerintah Selesaikan Sejumlah Kendala Sektor Perumahan

Dalam prosesnya, PKT juga menggandeng beberapa organisasi dan masyarakat sekitar guna memastikan pertumbuhan pohon mangrove yang baik. Pasalnya, semakin dewasa usia pohon mangrove, semakin banyak serapan dan karbon yang disimpan, sehingga pertumbuhan dari bibit sangatlah penting diperhatikan. 

Sejak 2019, di area HGB 65, PKT menggandeng Kelompok Tani Telok Bangko, yang merupakan kelompok penggiat konservasi mangrove. Kelompok Telok Bangko beranggotakan 16 anggota, yang mayoritas merupakan masyarakat dengan latar belakang ekonomi menengah ke bawah. Diharapkan dengan digandengnya dalam kegiatan ini, dapat memberikan manfaat secara sosial dan ekonomi bagi mereka. 

Rahmad menerangkan, terdapat berbagai jenis mangrove yang dikembangkan. Di antaranya adalah Rhizopora apiculata, Rhizopora mucronata, Ceriops tagal, Bruguiera gymnorrhiza, Bruguiera sexangula, Ceriops tagal, dan Avicennia marina. Rhizopora apiculata merupakan jenis yang dipercaya menyerap lebih tinggi jejak karbon dibandingkan jenis lainnya. 

Baca juga : Binaan Pupuk Kaltim, Makrifah Herbal Raup Omzet Rp 400 Juta Selama Pandemi

Atas usahanya menjaga lingkungan dan menciptakan kehidupan sosial yang lebih baik bagi masyarakat sekitar perusahaan, PKT telah mendapatkan penghargaan Proper Nasional Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan kelima kalinya pada 2021. 

“Ke depannya, PKT berkomitmen untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dalam operasional perusahaan. Komitmen ini merupakan bagian dari roadmap 40 tahun mendatang Pupuk Kaltim, yang berorientasi pada sumber daya terbarukan, sejalan dengan upaya mendukung pemerintah dalam mewujudkan net zero emission 2060 mendatang,” tutup Rahmad. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.