Dark/Light Mode

Gubernur BI Optimistis, Investasi Dorong Perekonomian Tahun Ini

Jumat, 28 Januari 2022 06:14 WIB
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. (Dok. BI)
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. (Dok. BI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo optimistis investasi di Indonesia akan menopang perekonomian tahun ini.

Perry memproyeksikan dengan investasi yang kuat pertumbuhan ekonomi akan mencapai 4,7 persen hingga 5,5 persen di tahun ini.

“Keyakinan ini terutama karena adanya berbagai reformasi yang telah dilakukan untuk menarik semakin banyak investasi langsung ke dalam negeri” tutur Perry dalam Annual Investment Forum 2022 secara virtual kemarin.

Investasi tersebut nantinya akan mendukung pembangunan infrastruktur di Tanah Air hilirisasi sumber daya hingga sektor ekonomi dan keuangan hijau.

Dengan demikian lanjut dia perekonomian domestik tahun ini tidak hanya berpaku pada kinerja ekspor. Terutama di sektor komoditas yang diyakini masih akan positif di tahun ini karena harganya masih tinggi.

Selain investasi menurut Perry konsumsi rumah tangga yang perlahan meningkat karena akselerasi vaksinasi dan pembukaan beberapa sektor juga akan membantu pertumbuhan ekonomi tahun ini.

Baca juga : Kinerja APBN 2021 Modal Optimisme Perekonomian 2022

“Inflasi akan meningkat, tetapi kami yakin pada tahun ini tetap pada target dua persen sampai empat persen,” ungkap Perry.

Konsumsi akan membaik, dengan didorong oleh perbaikan pertumbuhan kredit dan masifnya digitalisasi sistem pembayaran di Indonesia.

Sementara defisit transaksi berjalan Indonesia akan meningkat tahun ini. Meski tetap rendah di antara 1,1 persen sampai 1,9 persen.

Dengan demikian masih akan menopang stabilitas eksternal bersama dengan cadangan devisa yang kuat.

“Kondisi yang baik ini kami harapkan bisa menahan risiko yang datang dari global seperti lonjakan inflasi negara maju serta perubahan kebijakan beberapa Bank Sentral dunia,” ucap Perry.

Kendati begitu Perry mengingatkan tahun ini perekonomian masih penuh ketidakpastian. Juga masih terdapat beberapa tantangan yang harus diantisipasi BI, melalui respons untuk menjaga pertumbuhan ekonomi dan melayani masyarakat.

Baca juga : Gubernur BI Lantik 39 Kepala KPW Yang Baru

“Kami juga tetap memberikan kesempatan bagi bisnis termasuk menjaga stabilitas sistem keuangan” tegasnya.

Pantau The Fed

Perry juga memastikan BI akan terus memantau berbagai perkembangan terkini terkait arah kebijakan dari Bank Sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed), yang akan menaikkan suku bunga acuan.

Ini diperkirakan akan dilakukan The Fed pada Maret mendatang dengan baseline skenario menaikkan suku bunga sebanyak 4 kali.

Untuk itu setiap minggu dan juga setiap bulannya BI memantau bagaimana The Fed akan menormalkan kebijakan moneter yang memberikan dampak bagi pasar keuangan negara berkembang termasuk Indonesia.

Demi memitigasi hal tersebut BI meyakini telah membuat beragam strategi untuk menjaga stabilitas pasar keuangan dengan memperkuat sisi stabilitas eksternal.

Baca juga : APLI Ajak Mitra Usaha Semangat Dongkrak Perekonomian Indonesia

Seperti diketahui dampak kenaikan suku bunga The Fed apabila selisih yield obligasi AS dengan yield surat utang Pemerintah semakin menipis, maka arus modal akan bergerak ke luar (capital outflow).

Kondisi ini berpotensi memberikan tekanan pada sisi nilai tukar rupiah.

“Ini perlu antisipasi. Peluang terbaik sedang kami cari untuk menumbuhkan ekonomi. Pastinya untuk manajemen risiko suku bunga dan valuta asing baik secara global maupun domestik,” pungkas Perry. [NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.