Dark/Light Mode

Kejar Pendapatan Rp 20,87 Triliun

Defend ID Mau Menjadi Pemain Global

Minggu, 6 Februari 2022 09:14 WIB
Direktur Utama PT Len Industri Bobby Rasyidin (Foto: Istimewa)
Direktur Utama PT Len Industri Bobby Rasyidin (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Sementara, bagi Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dan TNI (Tentara Nasional Indonesia), pembentukan holding akan memberi keuntungan. Yakni, kesesuaian produk alpahankam (alat peralatan pertahanan dan keamanan) dengan kebutuhan militer, dan pelayanan yang lebih baik dari sisi kualitas produk. Serta dapat menjamin kemudahan perawatan dan pemeliharaan alpahankam dalam negeri. 

Kuncinya, semua unsur industri pertahanan nasional harus dapat saling mendukung, baik BUMN maupun swasta. “Kolaborasi dan keterkaitan antarlembaga stakeholder yang kuat merupakan prasyarat untuk menciptakan ekosistem industri pertahanan nasional yang kuat, mandiri dan sehat,” tandasnya. 

Di kesempatan yang sama, General Manager (GM) Institutional Relations & Corporate Communication Len Industri Emma Sri Sakti menambahkan, untuk menghadapi tantangan dan merealisasikan target-target yang ditetapkan, Defend ID telah menyiapkan program dengan 10 prioritas. Di antaranya, business development melalui global partnership, pengembangan bisnis Maintenance, Repair & Overhaul (MRO), restrukturisasi financial & liabilities management, streamlining anak perusahaan.

Baca juga : Defend ID Mau Jadi Pemain Global

Lalu, optimalisasi Sumber Daya Manusia (SDM), mengintegrasikan ekosistem dan supply chain industri pertahanan. Serta, melakukan peningkatan TKDN untuk berbagai produk unggulan Holding BUMN Indhan. “Dengan begitu, holding dapat meminimalisir terjadinya tumpang tindih produk antaranggota Defend ID,” katanya. 

Menanggapi ini, Pengamat Militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengatakan, dengan bergabungnya lima perusahaan pelat merah bidang pertahanan ke dalam holding, tentunya semakin meningkatkan kapasitas aset dan pendanaan yang diperlukan ke depannya. Pasalnya, dibutuhkan anggaran yang tak sedikit untuk menanamkan investasi di sektor industri pertahanan. Untuk itu, holding harus fokus pada program dan target yang akan dijalankan. 

“Defend ID ibaratnya baru mulai berjalan. Baru dibentuk holding-nya. Jadi, banyak hal yang harus dipersiapkan. Masih panjang jalannya,” kata Khairul, kepada Rakyat Merdeka, kemarin. 

Baca juga : WIKA Realty Makin Siap Jadi Induk Holding Hotel

Meski demikian, dia yakin peran holding ini secara bertahap akan semakin membantu dalam memenuhi kebutuhan industri pertahanan. Salah satunya terkait alutsista (alat utama sistem senjata) dalam negeri. Mengingat kebutuhannya selama ini masih dipenuhi sebagian melalui impor. 
Namun, dia mengakui, untuk melakukan proses transfer knowledge atas suatu produk, juga membutuhkan waktu dan SDM yang mumpuni. Di sisi lain, holding BUMN Indhan ini juga harus kompetitif menyediakan produk-produk pertahanan. 

“Harus dipikirkan juga, apakah produk-produknya sudah kompetitif. Artinya, kemampuan jumlah produksinya bagaimana? Sudah sesuai dengan demand di pasaran atau belum?” tanyanya.

Dia meyakini, bila kebutuhan pertahanan dalam negeri mampu dipenuhi, maka Defend ID sudah pantas didorong masuk ke pasar internasional. Karenanya, holding ini tak bisa bergerak sendiri untuk mencapai target-target tersebut. “Penting untuk terus berkolaborasi dan meningkatkan kerja sama dengan pihak-pihak terkait di industri pertahanan,” pungkasnya. [IMA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.