Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Invasi Rusia ke Ukraina Ancam Ketahanan Pangan Global

CIPS: Indonesia Harus Maksimalkan Peran Di Presidensi G20

Jumat, 25 Februari 2022 16:36 WIB
Salah satu sudut kota di Ukraina, yang menjadi sasaran invasi Rusia, Kamis (24/2). (Foto: Getty Images)
Salah satu sudut kota di Ukraina, yang menjadi sasaran invasi Rusia, Kamis (24/2). (Foto: Getty Images)

RM.id  Rakyat Merdeka - Invasi Rusia ke Ukraina mengancam upaya negara-negara dunia, dalam menjaga ketahanan pangan global. Ketahanan pangan global yang terancam akibat disrupsi selama pandemi Covid-19, kini semakin terancam akibat invasi ini.

Konflik bersenjata merupakan salah satu faktor utama kerawanan pangan. Konflik berkepanjangan dapat mengakibatkan kerawanan pangan global.

“Ketahanan pangan global diwujudkan lewat sebuah sistem pangan yang terintegrasi antara negara-negara di dunia, melalui perdagangan terbuka. Invasi ini tentu mengganggu berjalannya perdagangan sektor pertanian, distribusi dan juga logistik antar negara. Terutama, di dan dari Ukraina,” terang Kepala Penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Felippa Ann Amanta dalam keterangannya, Jumat (4/2).

Baca juga : Paloh: Semua Pengen Jadi Presiden

Felippa menambahkan, keselamatan dan kecukupan pangan rakyat Ukraina perlu menjadi prioritas saat ini.

Hancurnya beberapa fasilitas strategis di negara tersebut, tentu mengganggu kelancaran distribusi pangan.

“Indonesia perlu segera mengantisipasi dampak dari invasi Rusia di Ukraina ke perekonomian dan perdagangan,” jelasnya.

Baca juga : Peduli Sampah, KFC Indonesia dan DCA Lakukan Bersih Pantai di 10 Provinsi

Indonesia tercatat mengimpor gandum dalam jumlah besar dari Ukraina, dengan rincian sebesar 2,99 juta ton pada 2019 dan 2,96 juta ton di 2020. Atau sekitar 28 persen dari total impor biji gandum Indonesia.

Sementara Ukraina tercatat mengimpor komoditas minyak kelapa sawit dan dari Indonesia, dengan nilai impor sebesar 139 juta dolar AS di tahun 2019.

Saat ini, terdapat 9,9 persen dari populasi dunia atau 768 juta jiwa masih mengalami kelaparan. Terutama di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah, berdasarkan data FAO tahun 2021.

Baca juga : Dinilai Gaul Dengan Milenial, Komunitas Vespa Dukung Gus Muhaimin Presiden 2024

Indonesia dapat memainkan peranannya dalam mewujudkan ketahanan pangan global, lewat Presidensi G20.

Ada tiga agenda pada sektor pertanian yang akan dibahas pada G20. Yaitu membangun sistem pangan dan pertanian yang tangguh dan berkelanjutan, mempromosikan perdagangan pangan yang terbuka adil dapat diprediksi dan transparan, serta mendorong bisnis pertanian yang inovatif melalui pertanian digital untuk memperbaiki kehidupan pertanian di wilayah pedesaan.

Hal tersebut sangat relevan dengan kondisi ketahanan pangan global saat ini. Dengan konflik Rusia-Ukraina saat ini, tantangan G20 menjadi lebih berat. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.