Dark/Light Mode

Transformasi Ekonomi Digital, Gen Z Jadi Generasi Paling Melek Teknologi

Selasa, 1 Maret 2022 09:30 WIB
Direktur Utama Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Mirza Adityaswara
Direktur Utama Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Mirza Adityaswara

RM.id  Rakyat Merdeka - Pada era digital saat ini, arah transformasi ekonomi Indonesia ikut berubah seiring dengan perkembangan zaman. Misalnya di bidang ritel, transformasi ekonomi dipengaruhi perubahan perilaku konsumen (Consumer behaviour) seperti gen Z dan milenial yang sangat potensial.

“Pada tahun 2020, generasi Z mendominasi populasi Indonesia, di tahun 2021, gen Z menjadi generasi yang paling banyak menghabiskan waktu dengan smartphone dan menjadi generasi yang paling melek teknologi dan teraktif menghabiskan waktu di sosmed,” ujar Direktur Utama Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Mirza Adityaswara saat menjadi narasumber dalam dialog Sore Bersama Pakar, dengan tema : Perkembangan Bisnis Terkini (Post Pandemi) Indonesia from VuCa to Escape.

Menurut Mirza, di bidang ekonomi digital, gen Z dan milenial merupakan peluang (pangsa pasar) yang sangat besar pada ekosistem digital ASEAN, terutama di fintech.

Faktanya, total Addressable Market (TAM) pada tahun 2020 mencapai 372 miliar dolar AS dan diproyeksi akan mencapai 952 dolar AS pada tahun 2025.

Baca juga : Pulihkan Ekonomi, Pemerintah Genjot Vaksinasi Booster Pekerja Industri

“Apalagi, fintech memiliki peluang yang sangat besar di ASEAN dengan nilai TAM mencapai 287 miliar dolar AS. Payment (e-wallet/mobile payment) menjadi sub sektor terbesar, dengan nilai TAM 232 miliar dolar AS. Dan diproyeksi mencapai 694 miliar dolar AS pada tahun 2025," jelas Mirza.

UMKM Melek Digital

Mirza melihat, bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) juga mengalami kemajuan di era ekonomi digital. Para pelaku UMKM saat ini sudah melek digital.

Terlihat dari presentasi UMKM yang sudah berjualan online juga meningkat, dibandingkan dengan yang belum berjualan online.

Baca juga : Kapolri Ingin Solo Smart City Jadi Role Model Pelayanan Berbasis Teknologi

“Banyak yang memanfaatkan e-wallet sebagai salah satu metode pembayaran e-commerce yang akhir-akhir ini makin populer,” katanya.

Namun tentunya kata dia, ada kendala pada penjualan online. Misalnya, penetrasi internet masih menjadi kendala utama UMKM go digital, hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor seperti infrastruktur telekomunikasi, ketersedian internet dan lain-lain di wilayah-wilayah pedesaan/perbatasan.

“Selain UMKM, digitalisasi Perbankan juga ikut berubah. Misalnya, penurunan jumlah cabang fisik bank, hal ini disebabkan karena kehadiran teknologi digital yang mendorong pergeseran pola transaksi keuangan di sektor perbankan,” katanya.

Tercatat per bulan Juni 2021, jumlah kantor bank di Indonesia adalah 32.966, menurun sebesar 14,3 persen dari yang sebelumnya 38.468 di tahun 2017.

Baca juga : Kepala BRIN Lantik Zainal Arief Jadi Direktur Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia

Termasuk juga dengan fenomena neobank, terobosan baru di industri perbankan yang turut mempengaruhi arah transformasi ekonomi digital saat ini.

“Seperti diketahui, keberhasilan neobank di negara lain seperti KakaoBank di Korea Selatan dan MyBank (ANT Group) di China, tidak terlepas dari dukungan fintech dan e-commerce yang membentuk ekosistem yang terintegrasi dengan pemanfaatan Open API," jelas Mirza. [FAZ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.