Dark/Light Mode

Erick: Indonesia Perlu 17,5 Juta Tenaga Kerja Melek Teknologi

Senin, 7 Februari 2022 14:49 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir dalam acara Konvensi Nasional Media Massa, HPN 2022, Senin (7/2). (Foto: YouTube)
Menteri BUMN Erick Thohir dalam acara Konvensi Nasional Media Massa, HPN 2022, Senin (7/2). (Foto: YouTube)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri BUMN Erick Thohir optimis, Indonesia akan menjadi negara yang mendominasi kekuatan ekonomi dunia. Apalagi, berdasarkan sejumlah riset, Indonesia diyakini mampu menduduki peringkat keempat negara dengan perekonomian terbesar di dunia.

"Hal ini sejalan dengan arahan Bapak Presiden Joko Widodo yang mengatakan, Indonesia akan menjadi top 4 kekuatan ekonomi dunia pada 2045, dengan lebih dari 50 persen penduduk usia produktif," ujar Erick dalam Konvensi Nasional Media Massa di Jakarta, Senin (7/2).

 

 

Baca juga : Humas Indonesia Perlu Kembangkan Kompetensi

Untuk mencapai tujuan tersebut, Indonesia harus melewati tiga tantangan yang terjadi saat ini. Yakni tantangan pasar global dengan terganggunya rantai pasok dunia akibat pandemi, tantangan disrupsi digital, dan tantangan dari sektor kesehatan.

Erick memastikan, pemerintah bakal meningkatkan investasi pada infrastruktur digital. Hal ini merupakan langkah antisipasi, dalam menghadapi gelombang kedua disrupsi digital.

Berbeda dengan gelombang pertama disrupsi digital yang hanya terjadi pada sektor retail, makanan dan minuman, serta transportasi, Erick menyebut sektor industri dalam gelombang kedua disrupsi digital jauh lebih banyak. Seperti keuangan, kesehatan, asuransi, pendidikan, hingga media, yang beberapa di antaranya sudah mulai terjadi.

Erick menyebut, gelombang kedua disrupsi digital dalam tiga tahun memiliki potensi nilai sebesar 90 miliar dolar AS.

Baca juga : Persebaya-PSIS Main Kaca Mata

Tahun 2025, ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai 124 miliar dolar AS, dan berkontribusi 10 persen terhadap PDB Indonesia pada 2025.

"Pandemi mendorong perubahan perilaku konsumen dan masyarakat, untuk melakukan digitalisasi," ucap Erick.

Berdasarkan data Startup Indonesia, jumlah mobile connnections mencapai 345,3 juta atau 125,6 persen dari total penduduk dan 202,6 juta internet users atau 73,7 persen dari total penduduk.

"Kehadiran teknologi mengubah banyak hal, termasuk struktur orang terkaya atau perusahaan terbesar di dunia. Erick mencontohkan tujuh dari sepuluh perusahaan terbesar di Amerika Serikat (AS) kini datang dari perusahaan teknologi berdasarkan market cap seperti Apple, Microsoft, Google, Amazon, hingga Facebook," jelas Erick.

Baca juga : Persita Vs Borneo FC, Laga Hidup Mati Demi Tembus 10 Besar

Kondisi ini tentunya jauh berbeda dibanding beberapa tahun silam, yang didominasi perusahaan yang bergerak di industri minyak dan energi. 

Erick menyebut, gelombang disrupsi justru menjadi kesempatan bagi para generasi muda, untuk tampil sebagai pengusaha-pengusaha kaya baru di Indonesia.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.