Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pengaruhi Ekonomi Global Dan APBN, Perang Rusia-Ukraina Semoga Tidak Lama

Selasa, 8 Maret 2022 21:21 WIB
Ekonom INDEF, Dr Eisha M Rachbini. (Foto: ist)
Ekonom INDEF, Dr Eisha M Rachbini. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perang Rusia dan Ukraina meningkatkan resiko krisis energi dan ancaman Inflasi. Kenaikan harga minyak mentah dunia yang sudah mencapai 122 dolar AS per barel (7 Maret 2022) akan berdampak pada biaya produksi yang meningkat di sisi produksi. 

Hal itu disampaikan Ekonom INDEF, Dr Eisha M Rachbini dalam diskusi Universitas Paramadina di Kanal Twitter Space Didik J Rachbini dengan tema “Beban Fiskal dan Perang Rusia Ukraina” yang digelar Senin (7/3). Hadir juga menjadi pembicara yaitu Dr Handi Risza, Wakil Rektor Universitas Paramadina dan Dr Agus Herta, Peneliti INDEF/dosen Universitas Mercu Buana.

"Perang Rusia-Ukraina juga menyebabkan disrupsi global supply chain, yang dapat berdampak pada kenaikan harga pengiriman komoditas Perang ini akan memberikan tekanan pada pemulihan ekonomi dunia, terutama di sisi penawaran, dan sisi permintaan. Sehingga, resiko ke depan, ancaman inflasi dapat menurunkan daya beli masyarakat, serta dapat beresiko menghambat pertumbuhan ekonomi," kata Eisha.

Baca juga : Jelang Ramadhan, Bulog Dan Badan Pangan Pastikan Stok Daging Aman

Eisha menambahkan, dampak ekonomi perang Rusia-Ukraina secara tidak langsung mempengaruhi stabilitas makro ekonomi dengan adanya kenaikan harga komoditas, termasuk minyak mentah, maka bisa menyebabkan inflasi, karena dapat mendorong kenaikan biaya energi, juga biaya produksi dan harga-harga barang. 

"Di saat daya beli belum dapat pulih seperti sebelum Covid-19, menjaga daya beli masyarakat menjadi prioritas utama pemerintah. Jika kenaikan harga ke depan persistent dan sangat terasa sekali terhadap daya beli masyarakat, maka subsidi berfungsi sebagai bantalan agar masyarakat tidak jatuh lebih dalam kemiskinan," tuturnya.

Lalu, apa yang harua dilakukan pemerintah? Eisha menyarakan, pemerintah harus memberikan bantalan/safe guard untuk masyarakat yang memang perlu dibantu (masyarakat kurang mampu) ketika shock terjadi (kenaikan harga). Artinya, subsidi pemerintah akan naik. Kenaikan harga minyak dunia, dan komoditas mempengaruhi anggaran pemerintah.

Baca juga : Potensi Ekonomi Digital Yang Menggirukan Perlu Dukungan Keamanan Data

Dr Handi Risza berharap perang Rusia-Ukraine diharapkan tidak berlangsung lama, karena selain berdampak buruk bagi ekonomi global, akan menambah beban APBN akibat kenaikan harga minyak dunia yang telah mencapai 120 dolar AS/barrel. Sementara asumsi APBN masih di harga 63 dolar AS/barrel, dan meningkatkan juga beban subsidi energi.  

"Kondisi ini merupakan tantangan kebijakan fiskal yang tidak mudah dan harus diatasi oleh pemerintah dan DPR," kata Dr Handi.

Solusinya, dia menyarankan, Pemerintah harus memprioritaskan belanja APBN ke sektor-sektor yang dipandang bisa ditunda seperti anggaran IKN. Rencana tahap awal dana PEN untuk IKN sebesar Rp127 triliun harus dievaluasi kembali. Realisasi anggaran harus kepada sektor yang benar-benar dibutuhkan masyarakat.

Baca juga : Eropa Takut Kiamat

Sementara Dr Agus Herta mengingatkan, di tengah pandemi Covid-19 yang belum diketahui ujungnya, perang Rusia-Ukraina mengakibatkan tingkat ketidakpastian ekonomi semakin tinggi. "Para pelaku ekonomi dunia lebih memilih melakukan aksi wait and see sehingga perekonomian global mengalami kemandegan. Perang Rusia-Ukraina ini menjadi A Disrupted Global Recovery di tengah tingginya harapan masyarakat dunia terhadap pemulihan ekonomi yang terjadi pada tahun 2022," tuturnya. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.