Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Perundingan Mentok

Sedih, Rusia-Ukraina Masih Berdarah-darah

Rabu, 2 Maret 2022 08:50 WIB
Seorang pria keluar dari kendaraan yang rusak akibat penembakan, di Brovary, di luar Kyiv, Ukraina, Selasa, 1 Maret 2022. (AP Photo/Efrem Lukatsky).
Seorang pria keluar dari kendaraan yang rusak akibat penembakan, di Brovary, di luar Kyiv, Ukraina, Selasa, 1 Maret 2022. (AP Photo/Efrem Lukatsky).

RM.id  Rakyat Merdeka - Memasuki hari ke-6, Rusia dan Ukraina masih berdarah-darah. Perang masih berkobar di Kota Kiev, Ibu Kota Ukraina. Rusia tidak kendurkan serangan, sedangkan Ukraina terus mati-matian mempertahankan negaranya. Sementara itu, jalur perundingan yang diharapkan bisa hentikan bentrok, ternyata masih mentok.

Di tengah perang yang masih berkecamuk, kedua Negara mulai sepakat untuk bertemu di meja perundingan. Perundingan antara Ukraina dan Rusia digelar di perbatasan Belarus, Senin (28/2) pagi. Ini pertemuan pertama setelah Rusia memulai serangannya ke Ukraina.

Belarus merupakan negara tetangga Rusia dan Ukraina. Awalnya, Ukraina menolak tempat perundingan itu. Karena tahu betul, Belarus adalah sekutu dekat Rusia. Ukraina akhirnya menyanggupi setelah mendapat jaminan keamanan dari Presiden Belarus Aleksander Lukashenko.

Baca juga : Kita Tidak Perlu Bersilat Lidah

Dalam perundingan itu, Ukraina mengirimkan Menteri Pertahanan, Penasihat Presiden, dan Wakil Menteri Luar Negeri. Sementara delegasi dari Rusia dipimpin penasihat kepresidenan. Namun, perundingan yang berjalan sekitar 5 jam pitu, tak menghasilkan keputusan yang menggembirakan. Kedua belah pihak hanya sepakat untuk melakukan pertemuan lanjutan sesegera mungkin.

“Kami akan mengadakan pertemuan lagi yang diharapkan bisa menghasilkan keputusan yang bisa dikembangkan,” kata Penasihat Presiden Ukraina Mikhaylo Podolyak, kepada wartawan usai perundingan.

Apa saja yang dibicarakan? Dia mengungkapkan, dalam perundingan itu, Ukraina meminta Rusia melakukan gencatan senjata dan segera menarik pasukan.

Baca juga : Perang Rusia-Ukraina Ganggu Pemulihan Ekonomi RI

Namun, untuk memenuhi permintaan Ukraina itu, Rusia mengajukan tiga syarat. Dalam rilis yang disampaikan Kremlin, Presiden Rusia, Vladimir Putin menegaskan, serangan bisa dihentikan asal Ukraina bersikap netral. Tidak memihak pada Barat.

Seperti diketahui, jauh sebelum Rusia melancarkan serangan, Ukraina tengah berupaya untuk bergabung dengan NATO atau Organisasi Pertahanan Atlantik Utara. Rencana Ukraina inilah yang kemudian bikin Putin ngamuk dan akhirnya melancarkan serangan.

Selain itu, Putin juga minta Ukraina menghapus pengaruh Nazi atau praktik fasisme dan demiliterisasi. Terakhir, Putin meminta Ukraina mengakui secara resmi kontrol Rusia atas Krimea, wilayah Ukraina yang dicaplok Moskow 2014. Krimea merupakan wilayah teritorial selatan Ukraina dan berbatasan langsung dengan Laut Hitam.

Baca juga : International Talk 2022, UNAS Serukan Rusia-Ukraina Berdamai

“Rusia terbuka untuk pembicaraan dengan perwakilan Ukraina dan mengharapkan (pembicaraan) mengarah pada hasil yang diinginkan,” demikian bunyi pernyataan Kremlin.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.