Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Imbas Perang Rusia-Ukraina

Harga Avtur Naik, Biaya Operasional Maskapai Membengkak

Rabu, 9 Maret 2022 15:58 WIB
Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi
Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi

RM.id  Rakyat Merdeka - Dampak perang Rusia dan Ukraina yang mendorong harga minyak dunia menuju level teratas akan berimbas ke tarif tiket pesawat.

Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi menilai, gejolak harga acuan minyak dunia mendorong harga avtur melonjak sehingga biaya operasional maskapai membengkak.

“Dengan konflik di Ukraina, ini agak perlu diantisipasi karena kecenderungannya harga avtur mulai meningkat yang akan berdampak ke tiket,” ujar Faik dalam acara webinar aviasi bersama Institut Teknologi Bandung (ITB) secara virtual, Rabu, (9/3/2022).

Menurutnya, kondisi kenaikan harga bahan bakar pesawat akan membuat industri maskapai menghadapi beban berat bila tidak ada penyesuaian tarif tiket.

"Meski telah terjadi transisi pandemi menuju endemi, sektor penerbangan belum serta-merta akan pulih," imbuhnya.

Baca juga : Demi Efisiensi Biaya Operasional, PLN Gandeng Grab

Mengutip poyeksi global oleh berbagai lembaga internasional, Faik mengungkapkan, tingkat mobilisasi masyarakat masih rendah karena fluktuasi kasus Covid-19.

Pergerakan penerbangan internasional, misalnya, baru akan kembali seperti normal pada 2023.

Adapun Asia akan menjadi wilayah yang paling lama mencapai pemulihannya lantaran negara-negara di regional ini umumnya menerapkan aturan protokol kesehatan yang ketat.

Saat ini pergerakan penumpang di Asia hanya 40 persen dibandingkan dengan masa normal. Sedangkan Amerika Utara akan memimpin pemulihan dengan trafik lebih dari 80 persen.

“Jadi faktor regulasi juga sangat berpengaruh dengan pergerakan penumpang udara dan pemulihan industri,” kata dia.

Baca juga : Rusia Gempur Ukraina, ASPEBINDO Prediksi Harga Batu Bara Terus Melejit

Direktur Angkutan Udara Kementerian Perhubungan Maria Kristi mengatakan, Pemerintah masih mengacu ketentuan Tarif Batas Atas (TBA) dan Tarif Batas Bawah (TBB) tiket pesawat pada peraturan lama. Pemerintah belum memodifikasi tarif batas untuk melindungi konsumen kelas ekonomi.

Namun begitu dalam kondisi yang sulit karena kenaikan harga avtur, Kristi menyarankan maskapai penerbangan untuk melakukan penyesuaian di kelas bisnis.

“Karena kami tidak mengatur kelas bisnis. Kelas bisnis untuk melindungi maskapai,” ucap Kristi.

Kementerian, kata Kristi, akan terus mengawasi maskapai untuk patuh terhadap aturan TBA dan TBB.

Selama pandemi, ia mengakui ada beberapa maskapai yang mencoba melanggar ketentuan tersebut, namun langsung ditindaklanjuti oleh Kementerian. "Langsung kami semprit,” ucapnya.

Baca juga : Anis Matta : Pertanda Bakal Ada Tatanan Dunia Baru

Garuda Wait And See

Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Irfan Setiaputra mengatakan, maskapainya masih wait and see untuk melihat perkembangan harga minyak dunia.

Dia berharap, harga minyak kembali turun sehingga tidak mengganggu bisnis penerbangan. Jika harga minyak tidak membaik, maskapai membuka peluang untuk mengefektifkan rute-rute domestik agar tetap bisa menjual tiket pesawat.

“Kami terus berkomunikasi dengan Kementerian Perhubungan. Kalau tidak ada kesepakatan bersama, kami mesti melakukan adjusting jumlah penerbangan yang ada,” katanya. [FAZ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.