Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Invasi Rusia Ke Ukraina Bakal Goyang Ekonomi Dunia

Harga BBM Dan Makanan Terancam Melambung

Minggu, 27 Februari 2022 08:10 WIB
Kepala Penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Felippa Ann Amanta. (Foto: Istimewa).
Kepala Penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Felippa Ann Amanta. (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Invasi militer Rusia ke Ukraina mengancam pemulihan ekonomi dunia, termasuk Indonesia. Hal tersebut berpotensi mengerek harga bahan bakar minyak (BBM) dan makanan.

Kepala Penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Felippa Ann Amanta mengingatkan, ketahanan pangan global yang terancam akibat disrupsi selama pandemi Covid-19, kini semakin terancam akibat konflik bersenjata Rusia dengan Ukraina.

Sebab, ketahanan pangan global diwujudkan lewat sebuah sistem pangan yang terintegrasi antara negara-negara di dunia melalui perdagangan terbuka.

“Invasi ini tentu mengganggu berjalannya perdagangan sektor pertanian, distribusi dan juga logistik antar negara, terutama di dan dari Ukraina,” terang Felippa dalam keterangan persnya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : Komisi I Sarankan Pemerintah Perkuat Investasi Pertahanan

Felippa menilai, hancurnya beberapa fasilitas strategis di Ukraina mengganggu kelancaran distribusi pangan. Indonesia terancam terkena dampaknya. Karena Indonesia tercatat mengimpor gandum dalam jumlah besar dari Ukraina, dengan rincian sebesar 2,99 juta ton pada 2019. Dan 2,96 juta ton di 2020, atau sekitar 28 persen dari total impor biji gandum Indonesia.

Sementara Ukraina tercatat mengimpor komoditas minyak kelapa sawit dari Indonesia dengan nilai impor sebesar 139 juta dolar AS di tahun 2019.

Menurut Felippa, Indonesia dapat memainkan peranannya dalam mewujudkan ketahanan pangan global, lewat tiga agenda pada sektor pertanian yang akan dibahas pada G20.

“Dengan konflik Rusia-Ukraina saat ini, tantangan G20 menjadi lebih berat,” imbuhnya.

Baca juga : CIPS: Pemerintah Kudu Gercep Antisipasi Lonjakan Harga Pupuk Dan Gandum Dalam Negeri

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi Lukman mengaku ketar ketir dengan konflik Rusia Ukraina. Karena, Ukraina merupakan pemasok utama gandum ke Tanah Air.

“Ada ketergantungan pasokan. Kalau konflik berkepanjangan, efeknya harga naik terus dan stok berkurang,” ujarnya.

Adhi mengungkapkan, sebagian besar produk makanan olahan gandum dalam negeri seperti mie, tepung terigu, roti hingga kue tergantung pada impor dari Ukraina. Sementara, ongkos energi sepenuhnya ditentukan oleh pasokan Rusia.

“Kalau ini berlangsung lama akan berdampak pada kenaikan harga produk makanan olahan dari bahan baku gandum. Ini yang harus diantisipasi Pemerintah,” jelasnya.

Baca juga : Pertamina Pastikan Pasokan BBM Dan LPG Aman

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengakui, ketegangan antara Rusia dan Ukraina akan mempengaruhi pemulihan ekonomi global yang pada akhirnya berdampak juga terhadap ekonomi Indonesia.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.