Dewan Pers

Dark/Light Mode

Tekanan Inflasi Global Bikin Rupiah Loyo

Senin, 28 Maret 2022 09:49 WIB
Rupiah dan dolar AS. (Foto: ist)
Rupiah dan dolar AS. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pagi ini nilai tukar rupiah dibuka melemah 0,05 persen ke level Rp 14.352 per dolar AS dibanding perdagangan Jumat (25/3) di level Rp 14.345 per dolar AS.

Mayoritas mata uang di Asia juga bergerak melemah terhadap dolar AS. Yen Jepang anjlok 0,62 persen, dolar Hong Kong minus 0,01 persen, dolar Singapura melemah 0,15 persen, won Korea Selatan anjlok 0,57 persen, peso Filipina yang melemah 0,15 persen, yuan China turun 0,21 persen, ringgit Malaysia minus 0,03 persen, dan baht Thailand turun 0,32 persen.

Berita Terkait : Dihantui Inflasi Global, Rupiah Masih Kuat

Indeks dolar AS terhadap mata uang saingannya naik 0,3 persen ke level 99,100. Sementara nilai tukar rupiah terhadap euro menguat 0,24 persen ke level Rp 15.704, terhadap poundsterling Inggris naik 0,24 persen ke level Rp 18.849, dan terhadap dolar Australia menguat 0,02 persen ke level Rp 10.768.

Analis Pasar Uang, Ariston Tjendra mengatakan, nilai tukar rupiah masih berpotensi tertekan terhadap dolar Amerika Serikat. Ini dikarenakan, perang antara Rusia dan Ukraina masih berlangsung dan belum menunjukkan tanda-tanda perdamaian.

Berita Terkait : Sentimen The Fed Bikin Rupiah Lemas

"Perang telah memicu risiko inflasi dengan naiknya harga-harga komoditi. Di mana inflasi bisa menekan pertumbuhan ekonomi global," ucapnya di Jakarta, Senin (28/3).

Bahkan, sambung Ariston, pasar masih mempertimbangkan potensi kenaikan suku bunga acuan AS yang agresif tahun ini. Terlebih, tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS telah menguat selama tiga minggu terakhir.

Berita Terkait : Isu Kenaikan The Fed, Bikin Rupiah Tertekan

“Tingkat imbal obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun sempat menyentuh kisaran 2,5 persen persen pada perdagangan akhir pekan lalu dan jadi yang tertinggi sejak 6 Mei 2019,” sebut Ariston.

Kenaikan tersebut menurutnya, mengindikasikan pasar berekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS akan lebih agresif. Ia memproyeksi, sepanjang hari ini mata uang Garuda berfluktuasi namun ditutup menguat direntang Rp 14.330 - Rp 14.370 per dolar AS. [DWI]