Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Soal Wacana Harga Gas Melon Dan Pertalite Naik

Subsidi Bukan Lagi Ke Barang Tapi Ke Orang

Senin, 11 April 2022 06:35 WIB
Ilustrasi SPBU Pertamina dan tabung gas LPG 3 Kg. Harga BBM jenis Pertalite dan gas Elpiji 3 Kg akan naik. (Foto: Istimewa).
Ilustrasi SPBU Pertamina dan tabung gas LPG 3 Kg. Harga BBM jenis Pertalite dan gas Elpiji 3 Kg akan naik. (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Sinyal kenaikan harga Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 kilogram (kg) atau gas melon, yang selama ini disubsidi Pemerintah kian santer. Wacana ini seiring dengan kian mahalnya harga minyak dan gas di pasar global.

Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan, kenaikan harga minyak dunia saat ini memang menambah beban subsidi negara, baik itu subsidi listrik, LPG maupun beban kompensasi Bahan Bakar Minyak (BBM).

“Tapi, Pemerintah tetap harus memberi napas kepada masyarakat untuk meningkatkan perekonomian mereka sebelum menaikkan harga,” kata Mamit kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Karena itu, lanjut Mamit, Pemerintah bisa mengalokasikan windfall yang didapatkan dari kenaikan harga komoditas untuk menambal beban subsidi. Ke depan, salah satu upaya agar LPG tidak jebol, yakni dengan melakukan subsidi tertutup.

Baca juga : Pengamat: Agar Harga Tetap Terjangkau, Ada Subsidi Besar Untuk BBM Dan LPG 3 Kg

“Jadi, tidak lagi subsidi kepada barang tapi kepada orang. Harus ada peraturan jelas terkait siapa saja yang berhak menggunakan,” usul Mamit.

Dengan makin berkembangnya informasi teknologi saat ini, lanjut Mamit, subsidi tertutup akan menjadi lebih mudah lagi ke ke depannya.

Dia mencontohkan aplikasi MyPertamina, bisa menjadi salah satu solusi untuk membuat ekosistem subsidi LPG 3 kilogram menjadi tepat sasaran.

Peneliti di Alpha Research Database Ferdy Hasiman mengatakan, suka tidak suka kenaikan harga minyak global akibat perang Rusia-Ukraina, akan membuat Pertamina menaikkan harga Pertalite dan LPG.

Baca juga : Moeldoko: Pembangunan IKN Bukan Lagi Prioritas, Tapi Superprioritas

Jika melihat komposisi LPG, mayoritas berasal dari impor, sehingga imbas kenaikan harga internasional langsung dirasakan oleh Pertamina.

Ferdy berpendapat, idealnya harga LPG naik Rp 1.000-Rp 2.000 per kg agar tidak terlalu membebani dompet masyarakat.

Dia juga mengingatkan, jangan sampai karena kenaikan harga, malah terjadi kelangkaan seperti yang menimpa pada minyak goreng.

Sedangkan untuk Pertalite, dia menilai harga idealnya naik ke kisaran Rp 12 ribuan per liter. Dengan demikian, gap antara Pertalite dan Pertamax yang tak terlalu jauh, tidak mendorong migrasi konsumsi berkepanjangan.

Baca juga : Airlangga Ngademin

Ferdy berharap, harga Pertalite tak dinaikkan ke level yang terlalu jauh seperti swasta di kisaran Rp 16 ribu-Rp 17 ribuan per liter.

“Untuk Rp 500-Rp 1.000 saja sudah banyak yang pindah, apalagi kalau gap-nya terlalu jauh,” kata dia.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.