Dark/Light Mode

Pengamat: Agar Harga Tetap Terjangkau, Ada Subsidi Besar Untuk BBM Dan LPG 3 Kg

Sabtu, 9 April 2022 22:47 WIB
Ilustrasi. (IST)
Ilustrasi. (IST)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah memberikan subsidi besar untuk dua jenis Bahan Bakar Minyak (BBM), yaitu Solar dan Pertalite, serta LPG kemasan 3 kilogram (kg) yang pemanfaatannya untuk konsumen masyarakat bawah.

Tercatat, subsidi Solar sebesar Rp7.800 per liter dari harga beli masyarakat sebesar Rp5.150 per liter, Pertalite Rp 4000-Rp 4.500 per liter dari harga yang diterima konsumen Rp 7.650 per liter.

Sedangkan LPG 3 kg sebesar Rp 11.250 per kg atau Rp 33.750 per tabung dari harga yang diterima konsumen sebesar Rp 20 ribuan per tabung.

Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro, mengatakan harga jual Solar dan belakangan Pertalite yang menjadi BBM Penugasan serta LPG 3 Kg domain penentuan harga berada pada Pemerintah.

Baca juga : Pengamat: Minim, Dampak Kenaikan Harga Pertamax Terhadap Inflasi

“Untuk Pertalite kemungkinan pertimbangan karena volumenya cukup besar jadi ada kehati-hatian dari Pemerintah untuk menaikkan harganya,” katanya Jakarta, Sabtu (9/4/2022).

Pertamina sebelumnya menyatakan bahwa harga Pertalite tidak naik alias tetap Rp 7.650 per liter, meski harga minyak mentah dunia terus melonjak akibat konflik politik antara Rusia dengan Ukraina.

Kebijakan tidak menaikkan harga Pertalite untuk menjaga stabilitas ekonomi dan daya beli, karena masyarakat banyak menggunakan Pertalite.

“Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara yang berperan dalam mengelola energi nasional sangat mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat dalam penetapan harga produk BBM,” kata Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman, belum lama ini.

Baca juga : Pengamat: Nantinya, Harga Pertalite Kudu Disesuaikan, Nggak Bisa Subsidi Terus

Komaidi menegaskan harga jual Solar, Pertalite dan LPG 3kg yang disubsidi Pemerintah masih di bawah harga keekonomian. Harga keekonomian BBM pada tiap-tiap negara bisa berbeda.

Hal ini disebabkan perbedaan pada biaya pengolahan, biaya distribusi, biaya penyimpanan, margin usaha, dan pajak BBM pada masing-masing negara.

Harga keekonomian BBM adalah harga jual BBM yang telah mengakomodasi semua variabel pembentuk harga. Adapun variabel pembentuk harga jual BBM adalah biaya bahan baku, biaya pengolahan, biaya distribusi, biaya penyimpanan, margin usaha, dan pajak.

“Kenapa, misalnya, harga BBM di Malaysia lebih murah dibandingkan Indonesia, karena subsidi yang diberikan Pemerintah terhadap warganya juga berbeda,” ujarnya.

Baca juga : Sinergi Jaga Keamanan, Kapolri Harap Bankamda Bali Jadi Percontohan Daerah Lain

Berdasarkan data, harga BBM di Indonesia termasuk sebagai salah satu yang termurah di Regional. Harga BBM Indonesia hanya tercatat lebih tinggi dibandingkan Malaysia karena pemerintah Malaysia memberlakukan kebijakan subsidi untuk BBM yang dijual di dalam negeri mereka.

“Untuk RON 95, Malaysia menetapkan Rp 6.965 per liter, Indonesia setara Rp 16.500. Lebih murah ketimbang Singapura Rp 30.208, Thailand Rp 19.767 per liter, Filipina Rp 20.828 per liter, Vietnam Rp 18.647 per liter, dan Kamboja Rp 20.521 per liter,” katanya.

Harga BBM Indonesia menggunakan rujukan Permen ESDM No.20/2021 tentang Perhitungan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.