Dark/Light Mode
RM.id Rakyat Merdeka - Pagi ini nilai tukar rupiah dibuka menguat tipis 0,007 persen ke level Rp 14.355 per dolar Amerika Serikat (AS) dibanding perdagangan kemarin di level Rp 14.356 per dolar AS.
Sebaliknya, mayoritas mata uang Asia melemah terhadap dolar AS. Yen Jepang anjlok 0,42 persen, baht Thailand turun 0,16 persen, peso Filipina dan dolar Singapura sama-sama melemah 0,13 persen, yuan China minus 0,07 persen dan ringgit Malaysia juga minus 0,06 persen.
Indeks dolar AS terhadap mata uang saingannya melonjak hingga ke 100,86, atau tertinggi sejak April 2020. Sementara nilai tukar rupiah terhadap euro naik 0,68 persen ke level Rp 15.434, terhadap poundsterling Inggris menguat 0,65 persen ke level Rp 18.629, dan terhadap dolar Australia juga menguat 0,47 persen ke level Rp 10.543.
Baca juga : Awal Pekan, Rupiah Dibuka Perkasa
Analis Pasar Uang, Ariston Tjendra menyatakan, sentimen kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS, The Fed yang lebih agresif dapat menekan rupiah.
Menurutnya, salah satu anggota pemegang hak suara kebijakan moneter The Fed James Bullard mengatakan peluang kenaikan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin terbuka pada rapat berikutnya, dan kemungkinan suku bunga acuan AS bisa menjadi 3,5 persen di akhir tahun ini.
"Jika benar, skenario ini lebih agresif dibandingkan perkiraan pasar saat ini yang memperkirakan di akhir tahun mungkin menjadi 2,00 persen hingga 2,25 persen," ujarnya di Jakarta, Selasa (19/4).
Baca juga : Februari 2022, Penyaluran BNI Griya Naik 8 Persen
Dari dalam negeri, minat investor yang tinggi terhadap pasar keuangan Indonesia dan surplus neraca perdagangan Indonesia masih bisa menahan pelemahan.
Ditambah, hari ini Bank Indonesia (BI) akan merilis hasil rapat dewan gubernur. Hasil rapat kemungkinan tidak menaikkan suku bunga acuannya atau BI Rate.
“BI juga kemungkinan akan menyuarakan optimismenya terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Bahkan bisa saja menyatakan kesiapsediaannya untuk mengetatkan kebijakan moneter bila tekanan inflasi berlanjut,” jelas Ariston.
Baca juga : Mau Long Weekend, Rupiah Perkasa
Ia menilai, sikap BI ini bisa menetralisir dampak negatif ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS yang agresif terhadap nilai tukar rupiah/dolar AS. Lantas Ariston memproyeksi, sepanjang harini rupiah bisa melemah di rentang Rp 14.370 per dolar AS dengan potensi support Rp 14.340 per dolar AS. [DWI]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.