Dark/Light Mode

3 Blok Migas Resmi Dikelola BP Dan Petronas

Potensi Indonesia Bikin Investor Asing Tertarik

Selasa, 21 Juni 2022 06:30 WIB
Menteri ESDM Arifin Tasrif (ketiga kanan) didampingi Ketua SKK Migas Dwi Sutjipto (kiri) dan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji (kanan), berfoto bersama usai menyaksikan penandatanganan Kontrak Bagi Hasil untuk 3 Wilayah Kerja (WK) Hasil Penawaran Tahap II Tahun 2021 antara SKK Migas dengan KKKS di Jakarta, kemarin. Tiga proyek tersebut akan dikelola oleh British Petroleum dan Petronas. (Foto : Dok. Kementerian ESDM)
Menteri ESDM Arifin Tasrif (ketiga kanan) didampingi Ketua SKK Migas Dwi Sutjipto (kiri) dan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji (kanan), berfoto bersama usai menyaksikan penandatanganan Kontrak Bagi Hasil untuk 3 Wilayah Kerja (WK) Hasil Penawaran Tahap II Tahun 2021 antara SKK Migas dengan KKKS di Jakarta, kemarin. Tiga proyek tersebut akan dikelola oleh British Petroleum dan Petronas. (Foto : Dok. Kementerian ESDM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perusahan minyak dan gas (migas) British Petroleum (BP) dan Petronas resmi mengelola tiga Wilayah Kerja (WK) migas di Indonesia.

Peresmian pengelolaan tiga WK migas oleh dua perusahaan asing tersebut ditandai dengan penandatangan tiga kontrak bagi hasil WK eksplorasi. Yakni, WK Agung I, WK Agung ll dan WK North Ketapang, di Gedung Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, kemarin.

Penandatanganan kontrak dilakukan perwakilan BP Indo­nesia sebagai pemenang lelang untuk Blok Agung Idan Blok Agung II. Serta Petronas sebagai pemenang WK North Ketapang dengan Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto.

Baca juga : Panitia Haji Indonesia Siapkan Hotel Isolasi Jemaah Terpapar Covid

Acara penandatanganan disaksi­kan langsung Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dan Dirjen Migas Ke­menterian ESDM Tutuka Ariadji.

Arifin mengatakan, saat ini sumber migas di Indonesia mulai bergeser ke arah timur dan laut dalam dari sebelumnya berada di wilayah barat.

“Saya ucapkan selamat ke­pada BP dan Petronas yang sudah mendapatkan ruang untuk melak­sanakan pekerjaan pengeboran dan eksplorasi di WK Agung dan WK Ketapang,” kata Arifin.

Baca juga : Mahfud MD: Pemerintah Bangun Indonesia Dari Pinggiran

Di satu sisi, kata Arifin, peran industri migas semakin besar karena pelaksanaan transisi ini memerlukan proses ketersediaan teknologi dan keuangan.

Di lain sisi, permintaan energi akan terus meningkat. Jadi, dalam proses transisinya tentu harus diiringi dengan ketersediaan energi.

Kalau energi berkurang, anggaran akan tersedot banyak untuk pengadaan energi dari luar. Hal ini harus segera diantisipasi.

Baca juga : Menko PMK Resmikan Rumah Resiliensi Indonesia Di Bali

“Pemerintah optimistis melakukan kegiatan eksplorasi dan produksi yang lebih masif,” ujar eks Duta Besar Indonesia untuk Jepang ini.

Arifin mengungkapkan, saat ini Indonesia masih memiliki 70 cekungan yang masih be­lum dieksplorasi dari total 128 cekungan yang ada. Dia berharap, dengan penandatanganan ini dapat mendorong iklim investasi pengolahan migas di Indonesia.

Tutuka Ariadji merinci masing-masing WK beserta nilai komitmen eksplorasi dan bonus tanda tangan (signature bonus).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.