Dark/Light Mode

Hadiri Forum Energi Di Beijing

Jonan Sarankan PLN Belajar Sistem Setrum Sama China

Kamis, 11 Juli 2019 10:06 WIB
Hadiri Forum Energi Di Beijing Jonan Sarankan PLN Belajar Sistem Setrum Sama China

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menghadiri Forum Energi IndonesiaChina (ICEF) ke-6 di Beijing pada 8-10 Juli. Pada kesempatan ini Menteri Jonan meminta Perusahaan Listrik Negara (PLN) belajar sistem setrum ke China agar bisa lebih efesien.

ICEF merupakan forum bilateral Indonesia-China yang digelar setiap dua tahun sekali. ICEF ke-5 digelar di Indonesia pada 2017. Pada ICEF tahun ini di Beijing, Indonesia mengirimkan sedikitnya 50 anggota delegasi dari Kementerian ESDM, PT PLN, PT PGN, PT Pertamina, dan stakeholder energi lainnya untuk bertemu dengan mitramitranya dari China. 

Pada kesempatan tersebut, Jonan mendorong manajemen PT PLN mempelajari sistem jaringan kelistrikan di China yang dinilai lebih efektif dan efisien, sehingga mudah dimanfaatkan oleh masyarakat dengan harga terjangkau. 

Baca juga : AS Serang Sistem Siber Iran

“Teman-teman harus banyak belajar di sini. Kenapa? Di sini susut jaringannya sekitar enam persen, sedangkan di Indonesia 9,2 persen,” kata Jonan. 

Susut jaringan merupakan hilangnya energi dalam proses pengaliran energi listrik dari gardu induk ke pelanggan. Jika susut jaringan besar, maka kerugian yang ditanggung PLN juga akan besar. Sementara, dengan susut jaringan yang hanya 6 persen, harga jual listrik di China kepada konsumen jauh lebih murah dibandingkan di Indonesia yang susut jaringannya mencapai 9,2 persen. 

“Ini yang kita dorong. Kenapa kita tidak bisa? Lah wong teknologi yang digunakan sama,” kata eks Menteri Perhubungan itu. Kalau susut jaringan di Indonesia, turun 3 persen, dari 9 persen menjadi 6 persen, lanjut Jonan, tarif listrik di Indonesia bisa turun atau mungkin sama dengan di China yang terjangkau dan pasokannya lancar, sehingga sangat jarang terjadi pemadaman seperti di Indonesia. 

Baca juga : Menhub Tinjau Layanan BBM Yang Disiapkan Pertamina

Jonan menerangkan, kelistrikan di China menggunakan semua potensi energi yang ada, termasuk angin, panas bumi, nuklir, gas, dan batu bara. Meskipun memiliki produksi batu bara yang melimpah dan berkualitas dengan kadar kalori tinggi, China tetap mengimpornya dari Indonesia. 

“Produksi batu bara di China mencapai 3 miliar ton per tahun, tapi kebutuhannya 3,5 ton per tahun sehingga 500 ribu ton impor dari kita. Kita sendiri produksinya 600 ribu ton,” ujarnya. 

Dalam ICEF tersebut, Jonan juga berbicara mengenai kemungkinan mempelajari teknologi energi terbarukan yang lebih modern di China. 

Baca juga : Kades Belajar Bangun Desa Ke China

“Sistem grid (jaringan listrik) kita banyak yang disebut belum smart grid sehingga kalau menerima pembangkit energi terbarukan yang besar, seperti air, panas bumi, dan angin, kita gelagapan karena memang sistem pengendalian transmisi distribusi kita tidak siap,” tegas Jonan.[NOV]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :