Dark/Light Mode

Batal Ngebom Teheran

AS Serang Sistem Siber Iran

Senin, 24 Juni 2019 04:32 WIB
Presiden AS Donald Trump. (Foto : Net).
Presiden AS Donald Trump. (Foto : Net).

RM.id  Rakyat Merdeka - Otoritas Amerika Serikat melancarkan serangan siber untuk melumpuhkan sistem komputer Iran.

Serangan siber ini sengaja menyasar sistem komputer, yang digunakan untuk mengendalikan peluncuran roket dan rudal Negeri Mulah. Jaringan komunikasi organisasi mata-mata Iran juga menjadi incaran serangan siber Paman Sam.

Ini adalah perintah langsung Presiden AS Donald Trump sebagai balasan penembalan drone milik AS oleh Iran pekan lalu. Serangan siber adalah tindalan balasan AS, setelah sebelumnya Trump membatalkan serangan militer ke Iran.

Usai melakukan perang siber, AS pun akan memberikan sanksi terbaru untuk Iran mulai hari ini, Senin (24/6). Kemampuan siber pasukan Iran telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir berkat bantuan Rusia. Namun di samping itu, Iran juga diperkirakan kerap melakukan serangan siber sendiri.

Baca juga : Kemenhub Kaji Bangun Transportasi Sistem O-Bhan

Kementerian Keamanan Dalam Negeri AS (DHS) mengumumkan Sabtu lalu, bahwa Iran baru-baru ini meningkatkan serangan siber terhadap industri AS dan agen-agen pemerintah.

Christopher Krebs, Direktur Badan Keamanan Infrastruktur Siber AS yang bernaung di bawah DHS mengatakan, lembaganya “menyadari peningkatan baru-baru ini dalam aktivitas siber yang diarahkan pada industri Amerika Serikat dan agen-agen pemerintah oleh aktor dan proksi rezim Iran.”

Yahoonews mengutip dua bekas pejabat intelijen, menyebut bahwa AS menargetkan kelompok mata-mata yang bertanggung jawab untuk melacak kapal di Selat Hormuz yang strategis.

AS menyalahkan Iran atas dua serangan baru-baru ini terhadap kapal tanker minyak.

Baca juga : Batal Ngebom Iran,Trump Takut?

Washington Post melaporkan, serangan tersebut, yang tidak menimbulkan korban, direncanakan selama berminggu-minggu dan pertama kali diusulkan sebagai tanggapan terhadap serangan kapal tanker itu. Namun pejabat pertahanan AS menolak mengonfirmasi laporan tersebut.

“Sebagai masalah kebijakan dan untuk keamanan operasional, kami tidak membahas operasi dunia maya, intelijen atau perencanaan,” kata juru bicara Departemen Pertahanan Heather Babb, kepada AFP, kemarin.

Ketegangan tinggi antara AS dan Iran sekali lagi meningkat setelah langkah Trump lebih dari satu tahun yang lalu menarik AS keluar dari perjanjian multinasional yang bertujuan mengekang ambisi nuklir Iran. Pemerintahannya memberlakukan lagi serangkaian sanksi ekonomi yang kuat yang dirancang untuk menghalangi penjualan minyak Iran dan melumpuhkan ekonominya.

Sabtu (22/6) lalu, Trump mengatakan AS akan menjatuhkan sanksi besar pada Iran pekan depan.

Baca juga : Pelabuhan Tanjuk Perak Terapkan Sistem E-Ticketing

Iran sendiri menyatakan, pihaknya menembak jatuh drone AS pada Kamis lalau, setelah pesawat nirawak itu terbang melanggar wilayah udara Iran - yang dibantah AS. Namun, Iran membantah bertanggung jawab atas serangan-serangan kapal tanker.

Sebagai tanggapan, seorang pejabat tinggi militer Iran meyakinkan, mereka akan balas menyerang kepentingan AS dan sekutunya jika AS menyerang mereka. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.