Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

ASPPUK Dan Halo Lawyer Dukung Akses Digital Perempuan UMKM

Rabu, 20 Juli 2022 09:29 WIB
Webinar Perempuan, UMKM, & Pusaran Bisnis Digital, Selasa (19/7). (Foto: Istimewa)
Webinar Perempuan, UMKM, & Pusaran Bisnis Digital, Selasa (19/7). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Direktur Eksekutif ASPPUK Emmy Astuti mengingatkan minimnya keterampilan digital bagi perempuan pelaku usaha kecil dan mikro di era industri 4.0. Sementara itu, dunia berubah dengan begitu cepat, disertai hadirnya teknologi informasi.

Untuk mengimbangi ketertinggalan itu, para perempuan pelaku usaha kecil dan mikro dituntut untuk mampu beradaptasi. "Jika tidak mau beradaptasi, maka disitu-situ aja usahanya. Dia gak bakal berkembang," ujar Emmy pada webinar Perempuan, UMKM, & Pusaran Bisnis Digital, Selasa (19/7).

Emmy mencontohkan beberapa kendala yang kerap dialami, seperti susah sinyal dan minimnya jaringan telekomunikasi yang menjangkau wilayah pedesaan. Itu sebabnya para perempuan pelaku usaha kecil dan mikro cenderung gagap teknologi.

Selain itu, tak sedikit dari mereka yang sangat bergantung pada anaknya, terkait dengan kepemilikan ponsel pintar (smartphone).

Baca juga : Kadin Dukung Pebisnis Perempuan Go Global..

"Jadi dia pinjam hape anaknya dan minta bantuan anaknya. Ini yang perlu didorong agar kemampuan digitalnya meningkat," kata Emmy.

Data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) pada Februari 2021 menunjukkan, total UMKM di Indonesia mencapai 64.1 juta. Dari jumlah itu, yang terhubung dengan platform digital baru 12 juta (13 persen).

"Secara perlahan, saat ini yang terhubung dengan platform digital sudah mencapai 15 juta, dan target pemerintah di 2030 itu ada 30 persen," ungkapnya.

Adapun jumlah UMKM yang telah tergabung dalam berbagai marketplace baru 4.8 juta, sebagaimana data asosiasi e-commerce pada Maret 2021. Senada dengan itu, Datareportal.com menyebutkan bahwa internet user di Indonesia mencapai 202.6 juta dengan mobile connection sebanyak 345.3 juta.

Baca juga : Setuju RUU IK-CEPA, PPP Dukung Pemerintah Pacu Pertumbuhan UMKM

Adapun populasi mencapai 274.9 juta, dimana terdapat 170 juta  pengguna media sosial. "Ini membuktikan bahwa lebih banyak orang yang memiliki hape, karena populasi kita hanya 274 juta. Ini sebenarnya peluang di era digital ini," ujar Emmy.

Hal itu dibenarkan oleh Direktur Operasional Halo Lawyer Dadang Trisasongko. Menurutnya, lebih dari separuh penduduk indonesia sudah menggenggam telepon seluler. "Jika sebelumnya di tahun 2010 jumlahnya 38,05 persen. Di tahun 2019 angkanya meningkat tajam 65,53 persen," katanya.

Dari sisi proporsi, data tahun 2019 menyebutkan sebanyak 70,51 persen  warga yang tinggal di perkotaan telah memiliki telepon seluler. Adapun penduduk desa yang memiliki ponsel baru 54,67 persen. "Lalu hanya 26 persen rumah tangga di Indonesa yang telah memiliki komputer," ujar Dadang.

Emmy Astuti menjelaskan, semua perilaku, komunikasi, interaksi manusia bahkan kegiatan berbisnis sudah melalui jaringan internet/digital. Tak hanya itu, sektor transportasi, belanja, hingga transaksi online menjadi praktik yang jamak di kehidupan dewasa ini.

Baca juga : Sandiaga Lagi-Lagi Didukung Jadi Presiden Saat Kunjungi Pelatihan UMKM di Malang

Hal itu terwujud seiring pertumbuhan pengguna internet yang masif. Bahkan, data meyebutkan, setiap orang telah menghabiskan waktu selama 8 jam perhari untuk berselancar di dunia maya. Situasi itu memunculkan pencari informasi belanja online yang dari tahun ke tahun semakin meningkat jumlahnya.

Tak berhenti di situ, perilaku digital juga mengakibatkan tidak adanya batasan akses dan lokasi. "Dulu yang konvensional itu terbatas. Penjualan hanya melalui pertemuan yang terbatas. Kalo online kan sudah lintas. Lintas desa, lintas wilayah dan lintas negara," terang Emmy.

Ketika dilakukan secara digital, jangkauannya pun semakin luas (global), berdampak pada penghematan biaya dan waktu. Menjadi kontras, ketika dahulu metode berdagang selalu membutuhkan ruang, sementara sekarang tidak lagi. Tidak perlu biaya untuk menyewa toko.

"Saat ini banyak perusahaan yang mengembangkan toko online. Jika hanya mengandalkan offline maka akan sulit untuk bertahan di tengah arus persaingan yang semakin ketat dan kompetitif," ujarnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.