Dark/Light Mode

Hapus Pungutan Ekspor, TBS Dipatok Rp 2.000/Kg

Gonta Ganti Kebijakan, Harga Sawit Nggak Kunjung Normal

Sabtu, 23 Juli 2022 07:05 WIB
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan atau Zulhas. (Foto: Instagram @zul.hasan).
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan atau Zulhas. (Foto: Instagram @zul.hasan).

 Sebelumnya 
Untuk memperlancar ekspor, Zulhas berencana menyam­bangi India dan Pakistan guna meyakinkan dua negara tersebut tentang kelancaran pasokan.

Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indone­sia (Gapki) Eddy Martono menga­takan, perbaikan harga TBS sawit sangat bergantung pada kondisi stok CPO di dalam negeri.

Baca juga : Luhut: Kami Ingin Harga Stabil, Tak Rugikan Petani

“Jumlah stok saat ini sangat tinggi. Kalau ekspor tidak lancar, stok terus bertambah, bahkan produksi (CPO) bisa berhenti. Ini bisa menghambat kenaikan harga TBS sawit petani,” katanya.

Eddy mengungkapkan, stok saat ini tersimpan di pabrik ke­lapa sawit yang memiliki kapasi­tas tangki penyimpanan hingga 4 juta ton dan industri hilir dengan kapasitas 7 juta ton.

Baca juga : Di Dunia Maya, Warga Teriak Migor Masih Mahal

Untuk itu, kata Eddy, diper­lukan percepatan ekspor yang optimal agar tangki tersebut bisa segera disalurkan.

Selain menghapus sementara pungutan ekspor, Eddy menilai, Pemerintah perlu meniadakan DMO dan DPO secara semen­tara atau hingga stok CPO do­mestik mencapai 3-4 juta ton per bulan.

Baca juga : RI Larang Ekspor CPO Cs, Pengusaha India Teriak, 290.000 Ton Minyak Sawit Terbengkalai

Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkas­indo) Gulat Manurung mengungkapkan, Pemerintah telah melakukan gonta ganti kebi­jakan untuk mendongkrak harga TBS sawit. Namun nyatanya hingga saat ini harga tak kunjung normal.

“Fakta yang terjadi, Pemerintah sudah memiliki aturan harga referensi CPO Indonesia. Namun kiblat pembelian TBS malah men­gacu pada tender PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN),” sentilnya. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.