Dark/Light Mode

Capai Rp 5.377 T, Utang Luar Negeri Mei Tumbuh Melambat

Senin, 15 Juli 2019 12:31 WIB
Gedung Bank Indonesia. (Foto: Net)
Gedung Bank Indonesia. (Foto: Net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) hingga akhir Mei mencapai 386,1 miliar dolar AS atau sekitar Rp 5.377 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 7,4 persen (yoy) atau melambat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya 8,8 persen.

Utang tersebut terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral 189,3 miliar AS atau Rp 2.636 triliun. Sedangkan utang swasta termasuk BUMN 196,9 miliar dolar AS atau Rp 2.742 triliun.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan, ULN dipengaruhi oleh transaksi pembayaran neto ULN dan pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS sehingga utang dalam Rupiah tercatat lebih rendah dalam denominasi dolar AS. “Perlambatan pertumbuhan ULN bersumber dari ULN swasta, di tengah pertumbuhan ULN pemerintah yang tetap rendah,” ujarnya di Jakarta, Senin (15/7).

Baca juga : Capai Usia 73 Tahun, Gedung Menara BNI Diresmikan

Sementara posisi ULN pemerintah pada Mei 2019 tercatat sebesar 186,3 miliar dolar AS atau tumbuh 3,9 persen (yoy). Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 3,4 persen (yoy). Hal ini didorong oleh penerbitan global bonds. 

Menurut dia, kendati tumbuh meningkat, nilai nominal ULN pemerintah pada Mei 2019 menurun dibandingkan dengan posisi April 2019 yang mencapai 186,7 miliar dolar AS. Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh pembayaran neto pinjaman senilai 0,5 miliar dolar AS dan penurunan kepemilikan Surat Berharga Negara (SBN) oleh nonresiden senilai 1,5 miliar dolar AS. “Dipengaruhi oleh faktor ketidakpastian di pasar keuangan global yang meningkat seiring dengan eskalasi ketegangan perdagangan,” katanya. 

Menurutnya, pengelolaan ULN pemerintah diprioritaskan untuk membiayai pembangunan untuk beberapa sektor produktif yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Yaitu sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (18,8 persen), sektor konstruksi (16,4 persen), sektor jasa pendidikan (15,8 persen), sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (15,1 persen), serta sektor jasa keuangan dan asuransi (14,3 persen).

Baca juga : Di Kuartal II, Menkeu Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Melambat

Utang Swasta Tumbuh Melambat

Posisi ULN swasta pada akhir Mei 2019 tumbuh 11,3 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 14,7 persen (yoy). Ini disebabkan oleh menurunnya posisi utang di sektor jasa keuangan dan asuransi. 

“Pada Mei 2019, ULN swasta didominasi oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara (LGA), serta sektor pertambangan dan penggalian dengan total pangsa 75,2 persen terhadap total ULN swasta,” ujarnya.

Baca juga : Mei 2019, Uang Beredar Tumbuh Meningkat

Onny menambahkan, utang luar negeri pemerintah aman. Kondisi tersebut tercermin antara lain dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir Mei 2019 sebesar 36,1 persen atau relatif stabil dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya. 

Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang dengan pangsa 87,3 persen dari total ULN. Dalam rangka menjaga struktur ULN tetap sehat, BI dan pemerintah terus meningkatkan koordinasi dalam memantau perkembangan ULN, didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. 

“Peran ULN akan terus dioptimalkan dalam menyokong pembiayaan pembangunan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian,” katanya. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.