Dark/Light Mode

Di Kuartal II, Menkeu Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Melambat

Rabu, 3 Juli 2019 07:12 WIB
Menkeu Sri Mulyani Indrawati
Menkeu Sri Mulyani Indrawati

RM.id  Rakyat Merdeka - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2019 akan mengalami perlambatan jika dibandingkan realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2018. 

Hal itu dikatakan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indra wati saat rapat ber sama Komisi XI DPR kemarin. Sri menilai, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2019 hanya akan mencapai kisaran 5,02 persen hingga 5,13 persen. Jauh dibawah realisasi pertumbuhan pada periode yang sama pada 2018 yang sebesar 5,27 persen. “Kuartal II kami perkirakan di kisaran 5,02-5,13 persen, lebih rendah dibandingkan dengan realisasi Kuartal II 2018,” katanya. 

Menurutnya, besaran perkiraan itu merupakan hasil dari perhitungan mendalam dan menyeluruh terhadap kondisi ekonomi domestik maupun global yang telah terjadi sejak awal tahun. Termasuk juga dengan pertimbangan pertumbuhan ekonomi pada Kuartal I-2019 sebesar 5,07 persen. 

“Ini adalah perkembangan dari asumsi makro hingga kuartal I-2019. Kami terus melalukan forecasting. Kita menggunakan indikator terkini dari forecast ekonomi,” ungkapnya. 

Baca juga : Ini Cara Telkomsel Kerek Ekonomi Desa

Dengan perkembangan pertumbuhan pada kuartal tersebut yang diperkirakan bakal lebih rendah dibanding tahun lalu, pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan 2019 diperkirakan hanya akan bertengger di posisi 5,2 persen, lebih rendah dari target APBN 2019 sebesar 5,3 persen.“Kami membuat outlook untuk 2019 keseluruhan tahun di 5,2 persen. Jadi lebih rendah 0,1 persen dari target APBN,” ujarnya. 

Asumsi makro yang meleset juga terjadi pada suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN). Hingga kuartal l nilainya adalah 5,8 persen dengan outlook sampai akhir tahun adalah 5,6 persen. 

Sri mengatakan, seiring dengan dinamika kenaikan suku bunga global dan nilai tukar, pemerintah men dapatkan tekanan pada subung, se hingga nilainya lebih tinggi dari proyeksi awal di APBN 2019, yakni 5,3 persen. Namun, untuk inflasi dinilai masih terjaga dengan baik dengan realisasi di kuartal I-2019 tercatat 2,48 persen. 

Sementara, untuk akhir tahun di proyeksi akan terkendali sebesar 3,12 persen. Selanjutnya, nilai tukar rupiah juga diproyeksi akan lebih kuat dibandingkan dengan target di APBN hingga akhir tahun. “Rata-rata rupiah Rp 14.270. Untuk outlook 2019 kami buat dan diperkirakan Rp 14.250, lebih kuat dari asumsi awal di Rp 15.000,” jelasnya. 

Baca juga : Bandara Kertajati Motor Baru Pertumbuhan Ekonomi dan Pariwisata Jabar

Meski sejumlah asumsi makro telah meleset, pemerintah belum berencana melakukan APBN perubahan. 

Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Askolani menilai, pemerintah belum menilai urgensi tersebut. Pemerintah setidaknya akan memantau kinerja sampai akhir semester pertama untuk mempelajari apakah APBN Perubahan perlu dilakukan atau tidak. 

Askolani menjelaskan, sampai saat ini pemerintah terus memantau pelaksanaan APBN 2019 secara konsisten yang akan menentukan arahan dari kebijakan apakah ada perubahan atau tidak.“Dalam satu bulan ke depan, pemerintah akan sampaikan kinerja semester satu dan outlook 2019 terlebih dahulu,” tuturnya. 

Cukai Plastik 200 Perak 

Baca juga : Tertinggi di Asia Tenggara, Pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia

Dalam kesempatan itu, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini juga mengusulkan penerapan kebijakan tarif cukai untuk plastik. Hal ini dilakukan sebagai upaya paling efektif mengendalikan konsumsi plastik. “Kami usulkan tarif cukai Rp 200 perak atau Rp 30 ribu per kilogram (kg) dengan asumsi 150 lembar (dalam 1 kg plastik),” katanya. 

Menkeu menuturkan, berdasarkan simulasi, setelah dikenakan cukai, plastik yang harus dibayar konsumen berkisar antara Rp 400-500. Saat ini, plastik berbayar tarifnya adalah Rp 200. Sri menegaskan, kebijakan tersebut harus segera diterapkan karena penggunaan atau konsumsi plastik di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan. [KPJ]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.