Dark/Light Mode

Buka Pameran GIIAS di ICE BSD

JK Akui Industri Otomotif Kita Kalah Sama Thailand

Jumat, 19 Juli 2019 09:20 WIB
Pameran GIIAS2019 secara resmi dibuka oleh (dari kiri): Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, Menperin Airlangga Hartarto, Wapres JK, Menhub Budi Karya Sumadi, dan Ketua Umum Gaikindo Yohanes Nangoi di ICE BSD, Serpong, Tangerang, Banten, (18/7). (Foto: Twitter @kemenperin)
Pameran GIIAS2019 secara resmi dibuka oleh (dari kiri): Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, Menperin Airlangga Hartarto, Wapres JK, Menhub Budi Karya Sumadi, dan Ketua Umum Gaikindo Yohanes Nangoi di ICE BSD, Serpong, Tangerang, Banten, (18/7). (Foto: Twitter @kemenperin)

RM.id  Rakyat Merdeka - Industri otomotif Indonesia masih kalah dengan Thailand. Padahal, Indonesia sudah menjadi pengekspor kendaraan terbesar di Asia Tenggara. Pelaku industri diminta bekerja lebih keras.

“Ekspor kita masih ketinggalan dari Thailand. Artinya, kita terlambat,” kata Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dalam pembukaan Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019 di ICE BSD, Tangerang, kemarin. 

Padahal, kata JK, Indonesia dan Thailand sama-sama tergabung dalam ASEAN yang memiliki perjanjian perdagangan bebas, ASEAN Free Trade Agreement (AFTA). Artinya, kedua negara memiliki akses pasar yang sama. JK menuturkan, sejarah industri kendaraan di Indonesia sudah berlangsung sejak zaman perang. 

Baca juga : Sektor Otomotif Didorong Pakai Plastik Daur Ulang

Dia mengungkapkan, kendaraan yang masuk mulanya adalah kendaraan-kendaraan dari Amerika Serikat (AS). “Sudah ada assembling (perakitan) dari General Motor di Tanjung Priok. Kemudian setelah 1960, mobil Amerika Serikat jarang masuk (lagi). Maka tahun itu, assembling dipakai Astra untuk (perakitan) Toyota,” ungkapnya. 

Sejak saat itu, industri kendaraan di Tanah Air terus tumbuh. Hingga kini, Indonesia telah menjadi pengekspor kendaraan terbesar di Asia Tenggara setelah Thailand. Industri otomotif, khususnya mobil, telah mengapalkan kendaraan tidak hanya completely knock down (CKD) tapi juga completely build up (CBU) atau kendaraan utuh. 

JK memuji industri kendaraan di Tanah Air yang kini memasuki usia 70 tahun. Bahkan, tak jarang jadi biang kemacetan jalan di beberapa kota di Indonesia. Menurutnya, kemacetan tersebut menjadi bukti perekonomian Indonesia saat ini semakin lama semakin membaik. Sebab, daya beli masyarakat terhadap kendaraan masih tinggi. 

Baca juga : BI Pangkas Suku Bunga Jadi 5,75 Persen

“Tanda-tanda ekonomi suatu bangsa (berkembang) kalau sudah macet. Karena (masyarakat) di negara yang bisa beli mobil yang bisa macet. Tentu harus diatur oleh Kemenhub agar pemakaian mobil itu teratur,” jelasnya. 

JK mengharapkan perkembangan industri otomotif di Indonesia dapat memberikan multiplier effect terhadap perekonomian nasional ataupun daerah. Terlebih industri ini memiliki ratusan vendor yang berkembang satu sama lainnya. Hal tersebut diharapkan jadi momen untuk menyerap tenaga kerja yang berasal dari Indonesia. “Sehingga, bisa digaji di atas UMR,” ujarnya. 

Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto menargetkan, ekspor kendaraan dari Indonesia ke sejumlah negara mencapai 1 juta unit sampai tahun 2025. Airlangga mengatakan, 20 persen dari keseluruhan ekspor otomotif Indonesia ke depan adalah kendaraan listrik.

Baca juga : Indra Sulap Eceng Gondok Menjadi Tas Dan Sandal

Selain itu, kata Airlangga, investasi di sektor otomotif akan mencapai Rp 100 triliun. Target ini direncanakan tercapai dalam lima tahun mendatang. [KPJ]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.