Dark/Light Mode

Krisis Pangan, Pengusaha Diminta Tanam Sorgum

Jokowi: Tidak Usah Ribuan Hektare, Coba 10 Hektare

Rabu, 24 Agustus 2022 06:35 WIB
Presiden Jokowi saat memberikan pengarahan kepada KADIN Provinsi Se-Indonesia, di TMII, Jakarta Timur, Selasa (23/08/2022). (Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr)
Presiden Jokowi saat memberikan pengarahan kepada KADIN Provinsi Se-Indonesia, di TMII, Jakarta Timur, Selasa (23/08/2022). (Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr)

RM.id  Rakyat Merdeka - Krisis pangan yang terjadi di dunia harus disikapi dengan rasa optimisme tinggi. Waspada, boleh. Hati-hati, iya. Tapi, harus tetap optimis. Karena, di balik krisis pangan, pasti ada peluang kita untuk jualan pangan ke negara lain yang membutuhkan.

Terbukanya peluang di sektor pangan ini disampaikan Presiden Jokowi di tengah per­ingatan HUT Ke-77 Republik Indonesia yang diselenggarakan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, di Anjungan Riau, Taman Mini Indonesia In­dah (TMII), Jakarta, kemarin.

“Kita jangan memunculkan sebuah pesimisme. Saya nggak mau. Kita harus selalu optimis. Karena setiap kesulitan, pasti punya peluang. Itu pasti. Dan yang bisa menggunakan peluang itu adalah entrepreneur. Wirausa­hawan. Bapak Ibu sekalian. Ng­gak ada yang lain,” ujar Jokowi, disambut tepuk tangan meriah seluruh peserta acara Kadin.

Baca juga : Jokowi: Bikin Konsorsium, Garap 100 Ribu Hektare Pakai Mekanisasi, Itu Baru Namanya KADIN...

Jokowi pun lantas mengurai­kan peluang-peluang tersebut. Jika saat ini ada krisis pangan, peluangnya tentu ada di sektor pangan. Saat ini, jualan pangan adalah yang paling cepat.

Kemarin misalnya, dari China minta 2,5 juta ton beras sebulan. Dari negara lain, Arab Saudi minta 100 ribu ton beras.

“Saat ini, kita belum bera­ni. Kita stok dulu. Tapi, begitu produksinya melompat, karena Bapak Ibu terjun ke situ, bisa saja melimpah dan kita ekspor dengan harga sangat feasible. Harga yang sangat baik,” beber Jokowi.

Baca juga : Kader PPP Diminta Perkuat Soliditas Dan Tingkatkan Elektabilitas

Selain itu, Jokowi juga meng­ingatkan soal substitusi impor. Barang-barang yang diimpor, mau tak mau harus dihentikan di tengah situasi ini. Supaya de­visa dan dolar-dolar, tidak habis dipakai membayar impor.

Yang masih impor saat ini, antara lain gandum. Jumlahnya 11 juta ton. Karena di Indonesia tidak bisa menanam gandum, Jokowi menyarankan men­gusahakan produk pertanian yang bisa menjadi campuran gandum.

Gandum bisa dicampur cas­sava, sorgum, sagu dan lain-lain. Artinya, saya mengajak Bapak Ibu sekalian, Kadin NTT misalnya, untuk menanam sorgum. NTT itu tempatnya sorgum. Coba saja dulu. Nggak usah ribuan hek­tare, coba saja 10 hektare. Benar nggak sih apa yang diomongkan Presiden? Hitung dan kalkulasi, kalau masuk, tanam sebanyak-banyaknya,” pinta Jokowi.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.