Dark/Light Mode

Waspada Krisis Pangan Memburuk

Jokowi: Bikin Konsorsium, Garap 100 Ribu Hektare Pakai Mekanisasi, Itu Baru Namanya KADIN...

Selasa, 23 Agustus 2022 11:26 WIB
Waspada Krisis Pangan Memburuk Jokowi: Bikin Konsorsium, Garap 100 Ribu Hektare Pakai Mekanisasi, Itu Baru Namanya KADIN...

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi mengaku sudah berkali-kali menyampaikan soal ketidakpastian ekonomi global.

Namun, dia tak akan berhenti memaparkan hal tersebut. Karena prosesnya belum selesai. 

"Tidak semakin gampang. Tetapi semakin rumit," kata Jokowi di tengah peringatan HUT ke-77 RI yang diselenggarakan KADIN Indonesia di Anjungan Riau, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Selasa (23/8).

Awalnya, lembaga-lembaga internasional hanya meramal 9 negara akan ambruk. Tetapi kemudian, jumlahnya bertambah menjadi 25 negara. Lalu, tambah lagi 42 negara. Terakhir, ekonomi 66 negara diperkirakan akan ambruk.

"Satu per satu sudah mulai. Inilah yang kita hadapi sekarang. Sebuah keadaaan dan situasi yang tidak mudah. Situasi yang sangat-sangat sulit. Bertubi-tubi. Mulai dari krisis kesehatan karena pandemi Covid, masuk ke krisis pangan. Masuk lagi ke krisis energi, keuangan. Ini tidak mudah. Untuk pangan saja, sangat mengerikan," papar Jokowi.

Baca juga : Mendag Zulkifli Hasan Bukukan Potensi Ekspor Indonesia USD 3,2 Miliar

Kepala Negara pun menjelaskan pengalamannya, saat menjalankan misi damai ke Ukraina dan Rusia. Dalam kesempatan tersebut, Jokowi bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Dia bicara 1,5 jam dengan Presiden Zelensky. Dengan Putin, lebih lama: 2,5 jam.

"Saya sebetulnya ingin, agar ada ruang dialog. Tapi, saya lihat di lapangan, sulit mempertemukan Presiden Putin dan Zelensky dalam sebuah ruang dialog. Sehingga, saya berbelok. Saat itu, saya belokkan ke urusan krisis pangan saja," beber Jokowi.

Dalam pembicaraan dengan Jokowi, Zelensky mengungkap, Ukraina punya stok 22 juta ton gandum. Di luar itu, ada 55 juta ton hasil panen baru. Artinya, total 77 juta ton gandum ada di Ukraina.

Sementara di Rusia, ada 130 juta ton. Sehingga, total stok gandum di dua negara tersebut, berjumlah 207 juta ton.

Baca juga : Jokowi: Kalau Ada Mafia Tanah Yang Main-main, Silakan Gebuk Detik Itu Juga...

"Kita ini makan beras hanya 31 juta ton per tahun. Tapi ini, 207 juta ton nggak bisa keluar. Bapak Ibu bisa bayangkan, negara-negara yang mengimpor dari sana, terutama Afrika. Saat ini, betul-betul berada pada kondisi yang sangat sulit," tutur Jokowi.

Dia pun lantas menerangkan soal Indeks Harga Pangan (Food Price Index) saat krisis pangan tahun 2008. Saat itu, angkanya hanya 131,2.

Tahun 2012, juga ada krisis pangan. Angkanya geser sedikit ke 132,4.

"Tapi sekarang ini, indeksnya sudah 140,9. Mengerikan," ucap Jokowi.

Di awal konflik Rusia-Ukraina, hanya ada 6 negara yang membatasi ekspor pangannya. Sekarang, jumlahnya bengkak menjadi 23 negara. Semuanya menyelamatkan negara masing-masing. Dan itu memang sudah seharusnya mereka lakukan.

Baca juga : Kepala BPIP Di Depan Maba IAIN Kediri: Syukuri Kemerdekaan Dengan Menuntut Ilmu

Oleh sebab itu, Jokowi mengatakan, kita patut bersyukur. Karena 2 minggu yang lalu, kita menerima sertifikat International Rice Research Institute (IRRI), yang menyatakan ketahanan kita baik dan swasembada beras kita sudah dimulai sejak 2019.

"Sementara negara lain kekurangan pangan, kita justru dinyatakan sudah swasembada beras. Sistem ketahanan pangan kita baik," ujar Jokowi.

Tak kalah penting, Jokowi meminta seluruh lapisan masyarakat, agar tidak memunculkan sikap pesimisme. Waspada, boleh. Hati-hati, iya. Tapi, harus tetap optimis.

"Kita jangan memunculkan sebuah pesimisme. Ini saya nggak mau. Kita harus tetap selalu optimis. Karena setiap kesulitan, pasti punya peluang. Itu pasti. Dan yang bisa menggunakan peluang itu adalah entrepreneur. Wirausahawan. Bapak Ibu sekalian. Nggak ada yang lain ," tegasnya, disambut tepuk tangan meriah seluruh peserta acara Kadin.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.