Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Rapat Dengan Komisi VI DPR

Erick: Kinerja BUMN Tetap Tumbuh Di Tengah Pandemi

Kamis, 8 September 2022 13:45 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir (Foto: Istimewa)
Menteri BUMN Erick Thohir (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan pertumbuhan kinerja BUMN pada 2020 dan 2021, di tengah kondisi pandemi Covid-19.

Dalam satu bulan ke depan, untuk pertama kalinya sepanjang sejarah, Kementerian BUMN akan menerbitkan laporan BUMN secara konsolidasi.

Sebagai gambaran awal, Erick mengatakan, transformasi BUMN yang didukung Komisi VI DPR, memperlihatkan hasil dari sisi perbaikan kinerja secara menyeluruh.

"Kalau kita lihat, total aset kita tumbuh dari Rp 8.312 triliun pada 2020 menjadi Rp 8.978 triliun pada 2021. Atau naik delapan persen. Sementara pendapatan usaha, alhamdulillah naik 19 persen, dari Rp 1.930 triliun menjadi Rp 2.292 triliun. Mirip dengan situasi sebelum Covid. Jadi, sudah kembali normal secara penjualan," ujar Erick saat Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (8/9).

Baca juga : Erick Minta Pertamina Jaga Pasokan BBM

Laba bersih BUMN, secara konsolidasi juga meningkat sangat signifikan  dari Rp 13 triliun pada 2020 menjadi Rp 125 triliun pada 2021.

Dengan efisiensi dan perbaikan bisnis model, Erick berharap laba bersih pada 2022 bisa mencapai Rp 144 triliun.

Erick juga memaparkan, total utang pendanaan konsolidasi BUMN pada 2021 berjumlah Rp 1.580 triliun. Atau hanya 36 persen dari investasi tertanam (modal ekuitas plus utang pendanaan) pada BUMN, yang totalnya Rp 4.358 triliun.

"Jadi, kondisinya sehat. Kita memang memfokuskan utang pendanaan investasi. Karena kita ingin memastikan, utang-utang ini punya return atau pengembalian yang baik," jelas Erick.

Baca juga : Gag Nikel Luncurkan Buku Berjuang Di Tengah Arus Pesimisme

Sementara rasio utang pendanaan terhadap laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) turun dati angka 4,26 menjadi 3,37.

Semakin rendah angka rasio utang terhadap EBITDA, kemampuan perusahaan untuk membayar utang akan semakin tinggi.

Sementara realisasi dividen pada Tahun Anggaran 2022 tembus Rp 39,7 triliun. Lebih besar dibanding target awal yang hanya Rp 36,4 triliun.

Erick menargetkan, setoran dividen BUMN terus meningkat menjadi Rp 43,3 triliun pada 2023.

Baca juga : Prestasi BUMN Yahud...

"Insya Allah kita coba melakukan efisiensi, efektivitas, dan perbaikan model bisnis. Untuk dividen 2023, kita optimistis naik ke Rp 43,3 triliun. Tahun 2024, lebih dari Rp 43 triliun. Jadi, ada kenaikan berjenjang. Kalau kita lihat, angka Rp 43,3 triliun itu angka sebelum Covid," papar Erick.

"Jadi, dengan segala yang kita lakukan, baik penutupan, merger dan lain-lain, angkanya sudah mulai kembali seperti sebelum Covid," imbuhnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.