Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Restrukturisasi PLN Bukan Untuk Liberalisasi
Erick: Listrik Nasional Harus Layani Energi Untuk Rakyat
Rabu, 21 September 2022 15:19 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan, restrukturisasi PLN harus menjadikan listrik nasional semakin kuat dan luas, dalam melayani energi untuk rakyat.
Seiring kian besar dan kompleksnya tantangan, disrupsi teknologi, kebutuhan industri hijau, dan gaya hidup masyarakat yang kian berkembang, sekarang ini adalah waktu tepat bagi sektor kelistrikan Indonesia, untuk berubah dan menyesuaikan diri.
"Hari ini, kita ambil langkah penting, agar PLN bertransformasi. Saya optimistis, PLN yang kini jadi holding utama, dengan empat subholding yang punya fokus bisnis dan positioning yang jelas, akan menjawab keinginan Presiden Jokowi. Agar sektor energi kita lebih cepat menjalankan transisi energi. Demi melayani dan memberi kemudahan bagi rakyat," kata Erick dalam Peluncuran Holding dan Subholding PLN di Jakarta, Rabu (21/9).
Baca juga : Pengamat: Itu Program Pro Rakyat
Dalam acara yang dihadiri Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury, dan Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo, Menteri BUMN menegaskan, restrukturisasi PLN ini juga mengawali transisi dari energi yang berbasis fosil, impor, dan membebani anggaran negara, menuju energi yang berbasis energi baru terbarukan (EBT).
"Agar lebih murah, EBT harus bersumber dari domestik, dengan memanfaatkan potensi-potensi alam di Indonesia. Sehingga, anggaran negara yang sebelumnya banyak digunakan untuk mensubsidi impor, bisa digunakan untuk program kebijakan lain, yang fokus menyejahterakan rakyat," tegas Erick.
Dengan perubahan ini, PLN sebagai holding utama akan membawahi empat subholding.
Pertama, subholding di bidang energi primer, yakni PLN Energi Primer Indonesia. Subholding ini antara lain memiliki tugas terkait pengadaan batubara, gas, dan BBM sebagai sumber energi pembangkitan listrik. Sekaligus memastikan sumber pasokan energi primer, yang bersumber dari EBT.
Kedua, subholding di bidang pembangkitan, yakni PLN Indonesia Power.
Baca juga : Pemerintah Percepat Redistribusi Tanah dan Pemberdayaan Penerima Manfaat
Ketiga, PLN Nusantara Power yang saat dibentuk akan langsung menjadi generation company terbesar di Asia Tenggara, dan siap bersaing di kancah global.
Keempat, subholding yang bergerak di pengembangan usaha dan inovasi di luar kelistrikan untuk kebutuhan masa depan, yakni PLN ICON Plus.
Erick menuturkan, dengan perubahan struktur ini, PLN akan lebih efektif dan efisien. Baik dalam hal pengelolaan keuangan, atau potensi investasi di masa depan karena perubahan di dunia.
Di samping itu, PLN juga akan tepat sasaran kepada masyarakat atau konsumen yang membutuhkan.
"Kita terus melakukan percepatan pelunasan hutang, yang awalnya Rp 500 trilun, kini sudah turun menjadi Rp 407 triliun," jelas Erick.
Baca juga : Dirut PLN Dorong Inovasi Listrik Jadi Sumber Energi Murah
Dia menjamin, restrukturisasi PLN ini bukan dalam rangka liberalisasi sektor kelistrikan.
"Justru sebaliknya. Semangatnya, nasionalisme di sektor kelistrikan. Sehingga, Indonesia siap menuju negara industri, yang pada saat bersamaan juga mengedepankan eco lifestyle," ujar Erick.
Mantan Presiden Inter Milan ini yakin, melalui percepatan digitalisasi dan industri hijau di sektor kelistrikan nasional, Indonesia akan menjadi bagian dari supply chain dunia. Sekaligus membangun ekosistem yang terpusat di Tanah Air. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya