Dark/Light Mode

Ciptakan Profesional di Bidang Digital, Refocus Hadirkan Platform Pendidikan Online

Sabtu, 1 Oktober 2022 10:43 WIB
Peluncuran platform pendidikan online Refocus untuk bidang IT. (Foto: Refocus)
Peluncuran platform pendidikan online Refocus untuk bidang IT. (Foto: Refocus)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tren digitalisasi yang melaju kencang di berbagai sektor, termasuk dunia bisnis, membuat Indonesia menghadapi kebutuhan tenaga ahli di bidang teknologi informasi (IT) yang sangat tinggi. Sayangnya, tenaga baru di bidang IT yang berhasil dicetak perguruan tinggi masih belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan tersebut.

Berdasarkan catatan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), kebutuhan tenaga kerja di TIK diperkirakan bakal terus meningkatkan hingga 2025. Proyeksi kebutuhannya pada tahun ini sebanyak 1,23 juta orang. Jumlahnya diperkirakan naik 21,4 persen menjadi sebanyak 1,49 juta orang pada 2023.

Meski demikian, jumlah tenaga ahli di bidang IT masih jauh dari permintaan, baik dari kualitas maupun kuantitas. Menurut riset McKinsey, Indonesia membutuhkan 9 juta profesional digital selama periode 2015-2030. Artinya, Indonesia harus dapat melahirkan 600.000 lulusan digital secara rata-rata setiap tahunnya.

Baca juga : Mentan SYL Pimpin Sidang Pertemuan Menteri Pertanian Negara G20

Dari kebutuhan tersebut, perguruan tinggi di Indonesia hanya mampu memenuhi sekitar 100.000-200.000 lulusan digital, yang berarti ada kesenjangan sekitar 400.000-500.000 lulus digital. Kekurangan tersebut berpotensi menghambat proses transformasi digital perusahaan di berbagai industri, termasuk perbankan.

Dengan skill gap digital yang masih sangat besar di Indonesia, masih diperlukan keselarasan antara perguruan tinggi, vokasi, serta lembaga pendidikan lainnya agar bisa memenuhi kebutuhan industri digital yang terus berkembang.

Menjawab tantangan tersebut, Refocus Digital Academy hadir di Indonesia sebagai platform pendidikan online yang berfokus untuk mengubah seseorang menjadi profesional dalam industri digital. Tim Refocus mengajarkan profesi digital kepada orang-orang, yang bidang ini sedang diminati pasar dan akan berlangsung dalam jangka waktu lama.

Baca juga : 12 Profesional Muda Kasih Rekomen Kebijakan Srategis RI-Korsel

Google Indonesia memperkirakan, ekonomi digital negara akan bernilai sekitar Rp 1,7 kuadriliun atau 124,1 miliar dolar AS pada 2025 (tiga kali lipat dari 2020 dengan nominal Rp 548,2 triliun). Menurut laporan terbaru perusahaan konsultan strategi AlphaBeta, karyawan dengan keterampilan digital memiliki potensi untuk berkontribusi lebih dari Rp 4 triliun terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2030.

Roman Kumay Vyas, CEO & Founder Refocus Education Project yang mengatakan, Indonesia memiliki lebih dari 17 ribu pulau. Kondisi geografi Indonesia menentukan pengembangan IT serta aksesibilitas layanan dan teknologi.

"Kami memperkirakan, 40 persen dari pertumbuhan lowongan pekerjaan dalam dua tahun ke depan akan menghasilkan kebutuhan rekrutmen yang sangat besar di pasar. Kami ingin orang-orang untuk memiliki kesempatan edukasi yang baik serta keterampilan yang terpakai sehingga memungkinkan mereka mendapat penghasilan yang lebih besar, terus bertumbuh dan mengembangkan berbagai produk untuk mencapai tujuan mereka," ucapnya, dalam keterangan yang diterima redaksi, Sabtu (1/10).

Baca juga : Airlangga: Ekonomi Digital Hadirkan Peluang Baru Bagi Perekonomian Indonesia

Pihaknya mengutamakan pengembangan Refocus secara regional. "Tim kami menetapkan misi untuk mampu melatih lebih dari 1.000.000 profesional di level internasional yang mampu menyelesaikan berbagai pekerjaan ambisius,” terangnya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.